Sukses

3 Fakta Menarik Bolu Cukke, Kuliner Bugis Kaya Filosofi

Di balik rasa manis dari kudapan ini, bolu cukke menyimpan sejarah dan makna filosofis tersendiri bagi masyarakat Bugis Sulsel.

Liputan6.com, Makassar - Bolu cukke merupakan kuliner Bugis, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bolu kebanggaan masyarakat Bugis ini terbuat dari tepung beras dan gula merah.

Di balik rasa manis dari kudapan ini, bolu cukke menyimpan sejarah dan makna filosofis tersendiri bagi masyarakat Bugis Sulsel. Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta menarik bolu cukke khas Bugis.

1. Terbuat dari Bahan Sederhana

Bahan utama bolu cukke adalah tepung beras dan gula merah. Warna cokelat dari bolu ini berasal dari gula merah dengan dominasi rasa manis khas gula merah.

Selain tepung beras dan gula merah, bahan lain dari bolu cukke adalah tepung terigu, gula pasir, ragi, vanili, dan telur. Semua bahan tersebut dicampur hingga rata lalu ditambahkan minyak.

Jika adonan sudah jadi, adonan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan lalu dipanggang beberapa menit. Setelah matang, bolu diambil dari cetakan dengan cara dicukil lalu di atasnya ditaburi toping gula halus.

Teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam tentunya memanjakan lidah. Seiring berkembangnya zaman, bolu cukke tak hanya bercita rasa gula merah saja, tetapi juga dikembangkan menjadi berbagai rasa seperti cokelat dan keju.

2. Makna Filosofis Bolu Cukke

Bolu cukke menjadi kudapan legendaris bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Bahan-bahan dasar bolu cukke mengandung filosofi yang mendalam.

Beras merupakan simbol dari kemakmuran karena memiliki kekuatan simbolik dalam ritus tahapan kehidupan masyarakat Bugis. Sementara itu, gula merah yang terkandung dalam bolu cukke juga sarat dengan makna.

Rasa manis gula merah disimbolkan masyarakat sebagai penguat yang memberi cita rasa enak dan sehat. Pada zaman dulu, makanan apa pun yang dicampur gula merah akan terasa manis dan lezat.

Makanan yang mengandung gula merah juga memberi sumber energi, sehingga memberikan kekuatan dan tenaga untuk yang mengonsumsinya.

3. Sejarah Bolu Cukke

Bolu cukke sudah ada sejak abad ke-19 di wilayah Ajatappareng, yang meliputi Sidenreng Rappang, Parepare, dan Pinrang. Kue ini adalah bekal makanan para perantau Bugis saat berlayar di Semenanjung.

Ada juga yang mengatakan bahwa kue ini dibuat sebagai hadiah saat upacara adat dan perayaan. Nama cukke sendiri berati dicukil dalam bahasa Indonesia.

Sebab, cara membuatnya yang dicukil dari cetakan saat bolu sudah matang.