Sukses

Stadion Sepak Bola Bertaraf Internasional di Purwakarta Kumuh dan Tak Terurus, Warga Prihatin

Kabupaten Purwakarta, punya stadion sepak bola bertaraf internasional. Sayangnya, pemerintah daerah seolah tak bangga akan keberadaannya.

Liputan6.com, Purwakarta - Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, selama ini memiliki pusat olahraga (Sport Center) yang katanya bertaraf internasional. Lokasinya, di kawasan Purnawarman, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Purwakarta kota. Sayangnya, keberadaan kawasan olahraga publik ini disinyalir minim perhatian dari pemerintah setempat.

Kondisi tersebut, seperti terpantau di kawasan stadion sepak bola yang menjadi kebanggaan masyarakat di wilayah ini. Hal mana, kondisi terkini terlihat sangat kumuh. Bahkan, rumput dan ilalang seolah dibiarkan tumbuh lebat di kawasan itu. Sampai-sampai, kursi untuk para official pun kini berhias rumput liar.

Berbagai kalangan di Kabupaten Purwakarta pun akhirnya turut prihatin dengan pemandangan yang berbanding terbalik dengan kemegahan kawasan olahraga ini. Mereka menyayangkan, stadion yang untuk renovasinya saja menghabiskan anggaran puluhan miliar itu dibiarkan kumuhtak terurus.

Salah satu keprihatinan itu, datang dari Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) atau salah satu aktivis aktif di Kabupaten Purwakarta. Mereka sangat menyayangkan kondisi sport center kebanggaan masyarakat itu dibiarkan tak terurus.

Menurut Ketua Pospera Kabupaten Purwakarta, Sutisna Sonjaya, seharusnya pemerintah bangga memiliki kawasan sport center seperti ini. Sehingga, sudah seharusnya juga lebih diperhatikan. Jangan sampai, pembangunan yang menghabiskan anggaran miliaran itu mubadzir.

"Katanya bertaraf internasional. Tapi rumput dan ilalang dibiarkan tumbuh lebat seperti itu. Kalau lihat kondisi seperti ini, kesannya hanya dibangun tapi tidak dirawat," ujar Sutisna kepada Liputan6.com, Jumat (12/1/2024).

Setau dia, anggaran yang dialokasikan untuk renovasi stadion tersebut sebesar Rp 25 miliar pada 2020 lalu. Anggaran tersebut, termasuk untuk penyediaan rumput lapang sepak bola yang memakai jenis matrela setara seperti di Jalak Harupat matrela.

"Jadi sangat disayangkan. Anggaran untuk renovasinya besar, tapi saat ini dibiarkan kumuh seperti ini," seloroh dia.

Padahal, kata dia, selama ini ada Peraturan Daerah (Perda) nomor 11 tahun 2020 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga yang mengatur soal pendapatan daerah yang bisa dihimpun di kawasan ini. Salah satunya, retribusi dari sewa stadion sepak bola Purnawarman ini.

"Kalau kumuh seperti ini, bagaimana masyarakat yang mau menyewa bisa nyaman? Ini kan jelas akan menghambat pendapatan daerah. Padahal, bisa jadi kawasan ini dibangun karena output-nya ngejar pendapatan," kata dia.

Dalam hal ini, pihaknya berharap pemerintah daerah yang dalam hal ini Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) setempat bisa lebih maksimal lagi mengelola kawasan sport center ini. Jangan sampai, pembangunan yang telah dilakukan jor-joran itu lepas perhatian begitu saja.

"Intinya, kita mendorong pemerintah daerah bisa lebih perhatian lagi. Apalagi stadion Purnawarman itu jadi kebanggan masyarakat Purwakarta," tambah dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Olahraga pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta, Eko Kosasih tak menampik terkait kondisi tersebut. Namun, dia menegaskan, untuk pengelolaan fasilitas olahraga di kawasan Purnawarman kewenangannya itu ada di Sektretariat Disporaparbud.

"Bukan di kita om. Untuk pengelolaan, kewenangannya ada di sekretariat," ujarnya.