Liputan6.com, Jakarta - Nasi Kebuli, hidangan khas Timur Tengah ini telah merambah dan diterima dengan hangat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Kelezatan nasi kebuli tak hanya terletak pada rasanya yang kaya rempah, tetapi juga pada keunikannya dalam setiap sajian. Nasi Kebuli berasal dari wilayah Arab Saudi, khususnya Yaman, dan telah menjadi bagian integral dari budaya kuliner Timur Tengah.
Dengan sejarah yang kaya, hidangan ini merupakan hasil perpaduan budaya dan kekayaan rempah-rempah yang melimpah. Salah satu daya tarik utama nasi kebuli adalah perpaduan rempah-rempah yang khas, seperti cengkih, kayu manis, dan kapulaga.
Advertisement
Baca Juga
Daging yang digunakan, seringkali domba atau kambing, memberikan cita rasa gurih dan lembut pada nasi. Proses memasaknya pun membutuhkan ketelatenan, dengan nasi yang direbus bersama kaldu dan rempah hingga meresap ke dalam butir-butir nasi.
Nasi kebuli tidak hanya sekadar sajian, tetapi juga sebuah pengalaman kuliner yang memukau. Biasanya disajikan dengan hiasan kismis, almond, dan potongan daging yang menggoda selera.
Aroma rempah yang menguar dan warna kuning kecoklatan nasi menjadi daya tarik visual yang sulit diabaikan. Di Indonesia, nasi kebuli seringkali dihidangkan dalam acara-acara spesial, seperti perayaan Idul Fitri atau acara pernikahan.
Kekayaan Budaya
Kelembutan nasi yang dipadu dengan kekayaan rasa rempah mengundang selera dan menciptakan kenangan kuliner yang tak terlupakan.
Nasi Kebuli adalah bagian dari manifestasi kekayaan budaya dan kuliner Timur Tengah yang telah melintasi batas-batas negara. Kelezatan hidangan ini tidak hanya merambah lidah, tetapi juga memperkaya pengalaman bersantap.
Sebuah perpaduan harmonis antara rempah dan aroma yang membuat nasi kebuli menjadi pilihan utama bagi pecinta kuliner yang mencari petualangan rasa yang tak terlupakan.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement