Sukses

Masuk Musim Hujan, Ini Rekomendasi PVMBG untuk Kawasan Terdampak Gempa Sumedang

Kawasan belum terbangun di sepanjang bantaran sungai sebaiknya dibuat sempadan sungai maupun sempadan patahan.

Liputan6.com, Bandung - Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), menerbitkan enam rekomendasi kawasan terlanda gempa Sumedang, Provinsi Jawa Barat, pada musim hujan.

Menurut Ketua Tim Tanggap Darurat PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Agus Budianto, saat terjadi gempa masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi.

"Prioritas penanggulangan kerusakan dampak gempa bumi Sumedang, adalah bangunan rusak yang berada pada zona potensi bahaya dan berada di kawasan tebing diantaranya sungai hingga jalan dan sebagainya dengan tidak membangun kembali bagian bangunan yang mengalami kerusakan berat berupa retakan tanah dan struktur bangunan," ujar Agus dalam siaran medianya, Bandung, 16 Januari 2024.

Agus mengatakan pada kawasan belum terbangun di sepanjang bantaran sungai sebaiknya dibuat sempadan sungai maupun sempadan patahan.

Pada kawasan sudah terbangun pemukiman dapat diberikan beberapa alternatif, seperti memindahkan dari kawasan tebing minimal sejauh 20 meter, dan atau melakukan perkuatan tebing, bangunan tahan gempa dengan konstruksi ringan agar tidak membebani tebing, yang berfungsi menghadapi dua ancaman sekaligus, yaitu gempa bumi dan tanah longsor atau gerakan tanah.

"Bangunan yang mengalami kerusakan ringan namun tidak dibangun di atas tebing jalan maupun sungai, agar segera diperbaiki untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan dan curah hujan tinggi saat ini," ungkap Agus.

Agus menegaskan bangunan di Kabupaten Sumedang harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Oleh karena wilayah Kabupaten Sumedang tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi.

"Kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah pada bangunan disisi tebing, penurunan tanah, longsoran pada tebing terutama di kawasan Babakan Hurip yang dekat dengan lokasi pusat gempa bumi," kata Agus.

Kejadian gempa bumi pada 31 Desember 2023 telah mengakibatkan terjadinya bencana berupa korban luka-luka dan kerusakan sejumlah bangunan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Adanya kejadian tersebut dikirim Tim Tanggap Darurat PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM melakukan pemeriksaan dan memberikan rekomendasi teknis.

"Laporan dan rekomendasi teknis ini berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan dan data sekunder," tutur Agus.

Agus menerangkan Gempa bumi tanggal 31 Desember 2023 yang mengguncang kawasan Sumedang bersumber dari patahan Cepeles yang menimbulkan gempa bumi magnitudo (M) 4,8.

Kerusakan dampak gempa bumi dikontrol oleh lokasi dekat pusat gempa, di jalur patahan aktif, berada berbatasan dengan tebing pada jarak lebih kurang 0-20 meter, berada dijalur kelokan sungai atau meandering yang merupakan alur erosi dan sedimentasi material lunak serta bangunan yang rendah kualitasnya.

"Sebaran kerusakan yang berkatagori berat berada pada pada kawasan rawan gempa bumi tinggi dan kawasan terbatas di dekat tebing dan di kelokan sungai atau meandering sungai," sebut Agus.

Bangunan yang rusak umumnya merupakan kombinasi faktor antara lain kualitas bangunan, bangunan diatas tebing, dikelokan sungai, dekat dengan sumber gempa bumi.

 

2 dari 4 halaman

Pemicu Gempa Bumi Sumedang

Secara umum daerah Sumedang tersusun oleh endapan batuan sedimen batu pasir, batu lempung yang mengandung batubara yang merupakan bagian dari Formasi Kaliwangu berumur Miosen dan breksi vulkanik yang merupakan unit batuan gunungapi tua dengan tanah pelapukan berumur Kuarter.

Endapan termuda di kawasan ini merupakan endapan rombakan (berupa longsoran) dan aluvial sungai yang bersifat lunak dan mudah tererosi.

"Terdapat retakan dan patahan baru di sungai Cipeles yang namanya kemudian ditasbihkan menjadi sesar Cipeles sebagai pengontrol terhadap kejadian gempa bumi 31 Desember 2023. Patahan tersebut jenis sesar mendatar mengiri berarah N 20 E atau Timur Laut-Barat Daya," tutur Agus.

Pemodelan DSHA (Deterministic Seismic Hazard Assesment) bersumber dari sesar Cepeles, menunjukan sebaran potensi bahaya gempa bumi berarah relatif Timur Laut-Barat Daya merupakan kawasan prioritas penanggulangan bencana.

Sebaran kerusakan bangunan umumnya terjadi di sepanjang alur tebing jalan atau sungai dan alur patahan atau sesar Cipeles.

"Bangunan yang mengalami kerusakan berat dengan kriteria, kolom bangunan rusak, retakan besar pada dinding, tanah retak dikontrol kualitas bangunan di morfologi tebing," tukas Agus.

Hal ini terpantau antara lain di kawasan Desa Cipameungkpeuk, Desa Cimuja, Kuto Tengah, dan Desa Pandasari.

Sebelumnya, lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

"Sesar Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dengan nilai laju geser berkisar antara 0,19-0,48 mm per tahun," tegas Agus.

 

3 dari 4 halaman

Dampak Gempa Sumedang

Tim Tanggap Darurat PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM menyebutkan hingga 16 Januari 2024, berdasarkan informasi awal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, kejadian gempa bumi telah mengakibatkan 464 kepala keluarga (KK) terdampak, 11 orang luka ringan, 303 rumah rusak ringan, 92 rumah rusak sedang, 69 rumah rusak berat, 14 unit fasilitas pendidikan rusak, 7 tempat ibadah dan 2 fasilitas umum rusak.

Kawasan yang rusak tersebar di empat desa atau kelurahan di Kecamatan Sumedang Selatan, lima desa di Kecamatan Tanjung Medar, satu desa di Kecamatan Cimalaka, sembilan Desa di Kecamatan Tanjung Kerta, dua Desa di Kecamatan Ranca Kalong, dan satu Desa di Kecamatan Paseh.

"Pola sebaran kerusakan umumnya berada dilingkungan permukiman yang menyebar secara acak," jelas Agus.

Kerusakan bangunan di kawasan yang berada sejauh 0-20 meter dari tebing atau jalan maupun sungai, seperti Desa Cipameungpeuk pada tebing berarah barat timur, dua rumah di Kuto Tengah, tebing di pinggir sungai Cipeles pada permukiman Babakan Hurip, serta di kawasan lainnya.

Kawasan yang mengalami kerusakan merupakan Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi pada unit batuan yang diklasifikasikan sebgai tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C).

"Pengamatan lapangan memperlihatkan bahwa guncangan gempa dirasakan di Kawasan Sumedang dengan skala intensitas antara IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity)," ungkap Agus.

Gempa bumi terjadi pada hari Minggu, tanggal 31 Desember 2023, pukul 20.34 WIB yang dicatat dari BMKG pusat gempa bumi berlokasi terletak di darat pada koordinat 107,94 BT dan 6,85 LS, berjarak sekitar 1,5 km timur Kota Sumedang, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo (M4,8) pada kedalaman 5 km.

Sebelumnya, stasiun BMKG pada hari yang sama juga mencatat kejadian gempa bumi pada pukul 14.35 WIB dengan magnitudo (M4,1) dan pukul 15.38 WIB dengan magnitudo (M3,4).

"Informasi BMKG menunjukan guncangan gempa bumi susulan yang tercatat terakhir pada hari Jumat tanggal 5 Januari 2023 pukul 08.25 WIB dengan kekuatan gempa 2,3 Magnitudo yang menunjukkan kecenderungan penurunan energi," sebut Agus.

 

4 dari 4 halaman

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Video Terkini