Sukses

Tak Punya Data Akurat, Hitungan Sampah di Kabupaten Purwakarta Masih Sebatas Taksiran

DLH Kabupaten Purwakarta masih mengira-ngira soal volume sampah yang dibuang ke TPA. Pasalnya, hitungan saat ini masih sebatas taksiran.

Liputan6.com, Purwakarta - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, melansir produksi sampah rumah tangga masyarakat di wilayah ini terus meningkat setiap tahunnya. Meski begitu, dinas terkait mengaku tak memiliki data rill-nya mengenai peningkatannya.

Pasalnya, sampai saat ini untuk mengukur akurasi produksi sampah yang dibuang ke TPA Cikolotok di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan masih dilakukan berdasarkan taksiran daya muat armada. Untuk hitungan taksiran sendiri, saat ini sampah yang dibuang ke TPA tersebut rata-rata sekitar 731 m3 per hari.

"Tahun-tahun sebelumnya, itu di angka 500 m3 per hari. Saat ini, sudah meningkat jadi 731 m3 per hari. Itu pun hanya dari taksiran dari armada pengangkut yang di rata-ratakan," ujar Kepala Bidang Persampahan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta, Anggoro Budiyanto kepada Liputan6.com, Rabu (17/1/2023).

Dia pun tak menampik, jika sebenarnya jumlah sampah yang dibuang ke TPA Cikolotok dalam setiap harinya itu lebih banyak dari taksiran tersebut. Dengan kata lain, pihaknya pun merasa jika hitungan tersebut tidak begitu akurat karena hanya sebatas taksiran dari jumlah armada yang mengangkut.

"Jadi, memang tidak begitu akurat," kata dia.

Menurut Anggoro, untuk memastikan angka produksi sampah ini pihaknya sudah membutuhkan jembatan timbang. Dengan fasilitas ini, kata dia, hitungan sampah yang dibuang ke TPA Cikoloto bisa lebih terpantau dan lebih akurat.

"Kalau sekarang kan masih sebatas taksiran. Bisa jadi kan produksi sampah yang terangkut armada ini jumlah sebenarnya bisa melebihi jumlah rata-rata. Makanya, jembatan timbang khusus armada sampah ini sangat penting," tegas dia.

 

2 dari 2 halaman

Masih Palai Pola Lama

Anggoro menambahkan, sejak beberapa tahun ini pihaknya telah mengajukan bantuan untuk pembangunan jembatan timbang di areal TPA Cikoloto tersebut. Namun, sampai saat ini belum bisa terealisasi. Adapun kebutuhan anggaran untuk pembangunan jembatan timbang itu, hitungan pihaknya itu mencapai Rp 1,2 miliar.

"Kalau berbicara kebutuhan, keberadaan jembatan timbang ini sangat diperlukan. Karena, dengan adanya fasilitas ini keakurasian jumlah produksi sampah bisa lebih akurat. Sehingga, itu bisa memudahkan kami dalam melakukan langkah analisis. Misalnya, terkait daya tampung di TPA," kata dia.

Anggoro kembali menambahkan, TPA Cikolotok memiliki luas lahan sembilan hektare. Adapun untuk pengolahan sampah di kawasan TPA tersebut, sampai saat ini masih menggunakan pola lama. Yaitu, dengan cara landfill atau pengurugan.