Sukses

Nekat, 2 WNA Swedia Berkemah di Lereng Gunung Lewotobi yang Berstatus Awas

Tim SAR gabungan menemukan dua WNA Swedia yang nekat berkemah di lereng Gunung Lewotobi Laki-Laki yang tengah erupsi.

Liputan6.com, Flores Timur - Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas bersama PMI Sikka dan BPBD menemukan dua orang Warga Negara Asing (WNA) asal Swedia yang nekat berkemah di lereng gunung api Lewotobi Laki-Laki yang sedang erupsi, Rabu (17/1/2024).

Dua orang WNA itu diketahui bernama Hening (38) dan Alex (34) berkewarganegaraan Swedia. Mereka ditemukan anggota Basarnas saat patroli malam di daerah yang masuk dalam zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Dua warga asing asal Swedia itu mendirikan tenda kemah berjarak 500 meter dari ujung lava panas yang saat itu sedang aktif mengalir ke arah Desa Nurabelen, Kecataman Ile Bura, Kabupaten Flores Timur

Petugas Basarnas yang tiba di lokasi langsung mengevakuasi kedua WNA itu untuk segera meninggalkan lokasi tersebut. Pihak Basarnas juga membantu mengemas peralatan dan mengawal keduanya hingga keluar dari zona bahaya.

"Kebetulan salah satu dari dua orang WNA itu bisa berbahasa Indonesia jadi kami langsung mengarahkan mereka untuk segera berkemas dan meninggalkan lokasi tersebut," ungkap Komandan Tim Basarnas Maumere, Rizwan Dwi Putra, kepada Liputan6.com, Rabu (18/1/2024).

Ia mengatakan, kemah yang dirikan oleh dua warga asing asal Swedia itu masuk dalam zona bahaya atau dilarang beraktivitas karena masuk dalam radius 4 kilo meter dari pusat erupsi Gunung Lewotobi yang berpotensi terkena aliran lava panas dan panas awan panas gugur (APG).

"Jarak antara tenda dan ujung aliran lahar panas itu sangat dekat sekali, sekitara lima ratusan meter saja dan Itu sangat berbahaya untuk mereka," katanya.

Saat ini, kedua warga Swedia ini sudah dipulangkan menuju Maumere, Kabupaten Sikka.

2 dari 2 halaman

Masih Berstatus Awas

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, hasil pemantauan visual aliran lava pijar arah timur laut sejauh 3,5 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam laporan Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Bobyson Lamanepa, Kamis dini hari, teramati guguran dengan jarak luncur 1.000 hingga 1.500 meter mengarah ke utara dan timur laut pada periode pengamatan Rabu (17/1) pukul 18.00 Wita hingga 24.00 Wita.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada peningkatan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Pemantauan kegempaan menunjukkan pada 16 Januari 2024, pukul 00.00 hingga 24.00 WITA, terjadi peningkatan kegempaan yang signifikan," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Wafid mengungkapkan ada 396 kali gempa yang terjadi pada Gunung Lewotobi Laki-laki sepanjang Selasa kemarin. Jumlah kegempaan itu naik hampir dua kali lipat dibandingkan aktivitas kegempaan yang terjadi sehari sebelumnya pada Senin (15/1), yang hanya berjumlah 140 kali gempa.

Pada 16 Januari 2024, Badan Geologi mencatat ada 13 gempa awan panas guguran, 108 gempa letusan, 92 gempa guguran, 172 gempa frekuensi rendah, 10 kali gempa tremor, dan 1 kali gempa vulkanik dalam.

"Pukul 20.58 Wita hingga 21.24 Wita terekam gempa tremor dengan amplitudo maksimum 47 milimeter," kata Wafid. Pada 15 Januari 2024, Badan Geologi mengungkapkan hanya ada 13 gempa letusan, 7 gempa awan panas guguran, 64 gempa guguran, 50 gempa frekuensi rendah, 1 gempa tektonik jauh, 1 gempa getaran banjir, dan empat kali gempa tremor menerus.

Hingga saat ini, Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berstatus Awas (Level IV), yang artinya status paling berbahaya pada gunung api.