Sukses

Keistimewaan Danau Toba yang Masuk Daftar Destinasi Wisata Pilihan 2024 Versi New York Times

Tak bisa dipungkiri, Danau Toba memang memiliki keistimewaan tersendiri yang dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Liputan6.com, Medan - New York Times baru saja merilis 52 Places to Go in 2024. Salah satu destinasi wisata di Indonesia, Danau Toba, berhasil masuk menjadi salah satu rekomendasinya.

Tak bisa dipungkiri, Danau Toba memang memiliki keistimewaan tersendiri yang dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Mengutip dari kemenparekraf.go.id, Danau Toba merupakan danau vulkanik yang menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP).

Destinasi wisata Sumatera Utara ini merupakan gabungan sains dan legenda. Hal itu bisa dilihat dari adanya dua versi cerita tentang terbentuknya Danau Toba, yakni versi legenda dan sains atau ilmiah.

Berdasarkan cerita masyarakat setempat, terciptanya danau ini tak bisa dipisahkan dari kisah Toba dan ikan emas. Konon, Danau Toba bermula dari seorang pemuda yatim piatu bernama Toba. Sehari-hari, ia bekerja sebagai petani dan mencari ikan di sungai yang tak jauh dari rumahnya.

Pada suatu hari, Toba mendapatkan seekor ikan mas berukuran besar. Namun karena sisik ikan ini terlihat berkilauan dan cantik, Toba memutuskan untuk membawanya pulang dan memeliharanya.

Ternyata, ikan emas itu menjelma menjadi sosok perempuan berparas cantik yang membuat Toba jatuh cinta. Toba memutuskan untuk menikahinya dengan syarat harus berjanji merahasiakan asal-usul perempuan itu pada siapa pun.

Seiring berjalannya waktu, mereka menjalin hubungan rumah tangga harmonis tanpa pernah membocorkan identitas istrinya. Namun, suatu hari anak mereka, Samosir, membuatnya marah.

Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan pada Toba di ladang. Sayangnya, di tengah perjalanan Samosir merasa lapar dan memakan bekal yang seharusnya untuk Toba.

Selepas memakannya, Samosir melanjutkan perjalanannya untuk menemui sang ayah. Samosir mengatakan bahwa bekal untuk sang ayah sudah kosong karena telah ia habiskan.

Toba yang murka puj spontan marah besar dan berteriak bahwa Samosir adalah anak ikan. Sontak langit menjadi gelap dan menurunkan hujan yang sangat deras selama berhari-hari.

Karena hujan inilah muncul sebuah danau besar yang kini dikenal sebagai Danau Toba. Sementara pulau di tengah danau tersebut bernama Pulau Samosir.

 

2 dari 2 halaman

Terbentuknya Danau Toba Versi Ilmiah

Sementara itu, terbentuknya Danau Toba juga dapat dijelaskan secara ilmiah. Jika ditinjau dari segi geologis, terbentuknya Danau Toba tak terlepas dari sejarah letusan super dahsyat yang membentuk danau kaldera ini.

Geolog asal Belanda, Van Bemmelen, dalam bukunya The Geology of Indonesia (1939) mengungkapkan bahwa awalnya gunung api purba ini melakukan aktivitas vulkanik dan terjadi erupsi sangat dahsyat. Gabungan antara proses vulkanik dan tektonik pada letusan gunung api purba inilah yang menyebabkan amblesnya bagian tengah gunung, sehingga membentuk cekungan memanjang ke arah barat laut hingga tenggara.

Letusan tersebut juga menyebabkan terjungkitnya sebagian tanah dengan posisi miring ke arah barat daya yang membentuk Pulau Samosir. Pasca letusan dahsyat itu, Kaldera Toba tertutup bebatuan beku yang kemudian cair dan membentuk danau.

Dahulu, Gunung Api Purba Toba merupakan gunung api supervolcano yang dapat memuntahkan magma minimal 300 km3 saat meletus 74 ribu tahun lalu.Saat letusan berlangsung, gunung tersebut telah memuntahkan tidak kurang dari 2.800 km3 material vulkanik.

Akibat letusan dahsyat tersebut, populasi manusia di bumi menyusut hingga 60 persen. Letusan itu juga mengganggu mata rantai makanan.

Bahkan, letusan gunung api purba ini disebut sempat membuat spesies Homo Sapiens nyaris punah. Migrasi manusia modern juga terhenti karena letusan membuat Homo Sapiens terisolasi di suatu tempat di Afrika.

Hasil letusan gunung api itu pun membentuk sebuah danau indah yang kini dikenal dengan nama Danau Toba. Danau dengan panjang 100 km dan lebar 30 km ini menjadi daya tarik wisata di Sumatra Utara.

(Resla Aknaita Chak)