Liputan6.com, Jakarta - Peluang baru sektor energi di Indonesia terbuka lebar untuk dikembangkan guna menggairahkan kembali peningkatan investasi. Namun ini juga merupakan tantangan bagi pemerintahan baru 2024-2029 untuk mencari solusinya.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Andre Rahadian sebagai Partner Dentons HPRP dalam Forum Dialog Peluang Baru Sektor Energi di Indonesia di Bawah Pemerintahan Baru yang digelar Dentons HPRP bersama Bimasena, di The Lounge, Grha Bimasena, Jakarta, pada Kamis, 18 Januari 2024.
Turut hadir dalam forum dialog ini, ada Jodi Mahardi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Kemaritiman dan Investasi RI sebagai Keynote Speaker.
Advertisement
Baca Juga
Lalu sebagai penanggap adalah Fadli Rahman Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energy. Kemudian Belladona Troxylon Maulianda Executive Director of Indonesia’s Carbon Capture and Storage Center (ICCSCenter), serta Pri Agung Rakhmanto Founder & Advisor Reforminer Institute.
“Energi Baru dan Terbarukan (EBT) adalah peluang dan tantangan. Kita harus bisa menemukan keseimbangan antara permintaan energi yang terus meningkat dengan keberlanjutan lingkungan. Tantangan lain di Indonesia adalah berkaitan dengan kondisi geografis dalam pembangunan yang bisa meningkatkan risiko,” kata Jodi Mahardi di awal sesi.
Ketiga wakil tim kampanye paslon capres dan cawapres pada Pilpres 2024 yang hadir dalam forum dialog ini kemudian coba menjawab permasalahan utama dalam sektor energi di Indonesia kedepannya. Semuanya sepakat bahwa regulasi harus diperbaiki untuk mendukung transisi energi.
Tampak Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Jufri Hadi ikut memberi pertanyaan kepada tim kampanye paslon.
Satya Heragandhi dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Paslon Capres dan Cawapres 03 Ganjar Pranowo – Mahfud MD memaparkan materi “Urgensi dan Strategi Transisi Energi Indonesia dalam Kepemimpinan Lima Tahun ke Depan”.
“Kami akan benahi dulu fondasinya, lalu berantas KKN, menggandakan anggaran, menggenjot permintaan, electrifying everything agar membuat semua penggunaan energi lebih efisien,” kata Satya Heragandhi.
Ia menilai, kepastian hukum, transisi energi berkeadilan akan membuat Indonesia lebih baik sebagai mesin penggerak ekonomi.
"Pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) sejatinya sudah tidak bisa ditawar lagi,” ucapnya.
Dalam program kami di sektor energi, minimal akan menciptakan 3,7 juta lapangan kerja baru. Namun dalam transisi energi ini, Indonesia harus menyediakan SDM, itu sudah harus dimulai melalui jurusan baru di SMK dan Vokasi. Misalnya jurusan untuk menghasilkan teknisi panel tenaga surya dan sebagainya.
“Dengan potensi yang luar biasa besar, Indonesia bisa menjadi raja energi hijau dunia melalui inovasi bio energi dan energi terbarukan. Swasembada pangan, energi, dan air jadi peringkat satu dari 17 program prioritas kami,” ujar Bobby Gafur Umar dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Paslon Capres dan Cawapres 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka menimpali.
Ia menyebutkan Indonesia memiliki potensi Energi Terbarukan yang belum secara maksimal direalisasikan, baru 0,3 persen. Terobosan meningkatkan ketahanan pangan dengan pemanfaatan limbah (sampah, pertanian, perkebunan) dapat menjadikan Indonesia sebagai produsen nomor 1 biodiesel dunia juga bioethanol dan bio avtur.
“Terakhir, kita sepakat hal ini penting, sektor energi terbarukan di Indonesia dan isu-isu permasalahannya sudah diidentifikasi dan bisa masuk sebagai program. Indonesia harus bisa sebagai supply chain, semoga kita bisa mengawal progres ini kedepan,” kata Andre Rahadian mengakhiri.