Liputan6.com, Flores Timur - Semburan abu vulkanik dari Gunung Lewotobi Laki-laki menyebabkan tanaman pertanian di wilayah Kelurahan Ritaebang, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT mendadak mengering.
Selain jagung dan padi, tanaman hortikultura lainnya juga turut mengering.
Advertisement
Baca Juga
"Kami kaget semakin hari daun jagung dan padi semakin kering dan tidak subur," ujar salah satu petani Yosep Ola Hayon kepada Liputan6.com, Jumat, 19 Januari 2024.
Ia mengaku sebelum adanya erupsi Gunung Lewotobi, tanaman pertaniannya tumbuh subur. Karena itu, ia cemas jika mengalami gagal panen.
“Kami sudah tidak memiliki stok benih. Semoga petugas Dinas Pertanian Kabupaten Flores Timur bisa turun langsung melihat kondisi tanaman kami," harapnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Didata Pemerintah
Pemerintah Kelurahan Ritaebang, Kecamatan Solor Barat mulai melakukan pendataan kerusakan tanaman pertanian warga yang diakibatkan oleh abu vulkanik dari Gunung Lewotobi Laki-laki.
Lurah Ritaebang, Hieronimus Beda Niron, mengaku pihaknya telah mengumumkan kepada wargan untuk melaporkan kerusakan setiap jenis tanaman pertanian ke kelurahan.
"Saat ini sudah 120 warga telah melaporkan kerusakan tanaman pertanian mereka. Total kerusakan mencapai 110 Ha,” beber Lurah Hieronimus Beda Niron.
Ia mengatakan kerusakan tanaman yang dilaporkan didominasi padi, jagung, ubi kayu, jambu mete serta aneka jenis tanaman hortikultura, termasuk tanaman lombok.
Setelah pendataan, kata dia, pemerintah Kelurahan Ritaebang langsung mengirimkan hasil pendataan tersebut ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Flores Timur untuk melakukan pengamatan.
"Nanti dinas teknis yang memastikan, apakah tanaman itu masih berpeluang bertumbuh dan berkembang serta menghasilkan, atau sebaliknya yakni gagal tumbuh kembang," tutupnya.
Advertisement