Liputan6.com, Bandung - Pada debat keempat Pilpres 2024 semalam, calon wakil presiden (cawapres) nomor 02 Gibran Rakabuming Raka menyinggung nama Tom Lembong. Ia menyebutkan nama Tom Lembong usai menanggapi cawapres nomor 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
“Lithium ferro-phosphate, itu sering digunakan Pak Tom Lembong itu,” kata Gibran.
Baca Juga
Alhasil, nama Tom Lembong pun ramai dibahas warganet khususnya oleh warganet di media sosial X (sebelumnya Twitter). Tom Lembong sendiri dikenal sebagai mantan menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Advertisement
Saat ini, Tom Lembong merupakan pendukung dari paslon nomor 1 Anies Baswedan dan Cak Imin. Ia menjadi Wakil Ketua Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Cak Imin atau AMIN.
Diketahui, nama Tom Lembong disinggung oleh Gibran setelah Cak Imin tidak puas atas jawaban yang disampaikan terkait kawasan bioregional. Sementara itu, Gibran merasa bahwa dirinya sudah menjawab pertanyaan dari Cak Imin tersebut.
Gibran menilai bahwa Cak Imin tidak mengerti terhadap pertanyaan yang disampaikannya sendiri. Kemudian menduga jika Cak Imin hanya membacakan pertanyaan yang dibuat oleh sosok Tom Lembong.
“Itu kan tadi sudah saya jawab Gus, mungkin Gus Muhaimin juga tak paham dengan pertanyaan yang diberikan ke saya. Mungkin itu kan dapat contekan dari Pak Tom Lembong,” kata Gibran.
Lantas Siapa Tom Lembong?
Melansir dari beberapa sumber, Thomas Lembong atau akrab dikenal Tom Lembong merupakan kelahiran 4 Maret 1971. Tom pernah menempuh pendidikan sarjana di Universitas Harvard pada 1994 dengan gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan tata kelola.
Kemudian Tom bekerja di Devisi Ekuitas Morgan Stanley di New York dan Singapura pada 1995. Tom pun berkarier sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia sejak 1999 hingga 2000.
Ia mengerjakan tugasnya dengan melakukan rekapitalisasi dan merger Bank Bumi Daya, Bank Eksim, Bank Dagang Negara dan Bank Bapindo menjadi Bank Mandiri. Selain itu, Tom juga pernah menjadi Senior Vice President dan Kepala Devisi penanggung jawab restrukturisasi dan penyelesaian kewajiban Salim Group kepada negara karena Bank BCA sempat runtuh ketika krisis moneter 1998.
Tom pernah dipercaya sebagai kepala divisi serta wakil presiden di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) periode 2000 hingga 2002. Saat itu BPPN berada di bawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) dan pada 2002 Tom Pindah ke Farindo Investments hingga 2005.
Setelah itu Tom menjadi salah satu pendiri serta Chief Executive Officer dan Managing Partner di Quvat Management. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan dana ekuitas swasta yang didirikan pada 2006.
Advertisement
Mantan Menteri
Tom Lembong juga dikenal sebagai sosok yang membantu Presiden Jokowi dalam Kabinet. Diketahui Tom Lembong pernah membantu Presiden Jokowi dalam menulis beberapa pidatonya.
Tom kemudian terjun pada dunia politik sejak 2013 sebagai penasihat ekonomi serta penulis pidato untuk Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun kemudian perannya diteruskan pada masa jabatan pertama Jokowi sebagai Presiden.
Sementara itu, Tom kemudian dipilih sebagai Menteri Perdagangan untuk periode 2015 hingga 2016. Ia mengisi jabatan tersebut untuk menggantikan Rahmat Gobel dalam reshuffle kabinet bulan Agustus 2015 lalu.
Setelahnya, Tom kembali dipercaya masuk kabinet dengan menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2016-2019 yang saat ini berganti menjadi Kementerian Investasi.
Sosok di Balik Pidato Jokowi
Melansir dari beberapa sumber Tom Lembong disebut sebagai sosok dibalik layar untuk beberapa pidato Jokowi yang ikonik. Salah satunya pidato “Game of Thrones” yang dibacakan oleh Presiden Jokowi dalam pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali 2018.
Kemudian Tom Lembong juga penyusun pidato “Thanos” yang dibacakan oleh Presiden Jokowi dalam Forum Ekonomi Dunia. Sementara itu saat ini Tom Lembong bertugas sebagai Dewan Penasihat International Institut Kajian Strategis Internasional (IISS) di London dan Dewan Penasihat Internasional Plastic Omnium, perusahaan komponen otomotif di Prancis.
Sebagai informasi, pada Agustus 2021 lalu Tom ditunjuk sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol oleh Anies Baswedan yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Setelahnya Tom mendirikan Consilience Policy Institute yang secara resmi beroperasi di Singapura.
Lembaga tersebut merupakan wadah pemikir yang mengadvokasi kebijakan ekonomi internasional dan reformis di Indonesia. Ia juga pernah meraih sejumlah penghargaan bergengsi salah satunya terpilih sebagai Pemimpin Muda Global oleh Forum Ekonomi Dunia pada 2008.
Advertisement