Liputan6.com, Palembang - Pembangunan patung Bung Karno di kawasan Jalan Lingkar Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) lagi-lagi mendapat kritikan.
Awalnya pembangunan patung Bung Karno hasil karya perupa asal Sumsel, viral di media sosial (medsos) karena tidak mirip dengan sosok Presiden RI 1 Sukarno.
Wajahnya yang tembem dan tidak ada bentuk lehernya, badannya yang gemuk dan tinggi badannya yang tak proporsional, dikomentari pedas oleh para nitizen di September 2023 lalu.
Advertisement
Setelah viral tersebut, Dinas PUTR Banyuasin berjanji akan mengganti pemahat patung Bung Karno, jika pada akhirnya tidak sesuai.
Baca Juga
November 2023, pemahatnya pun diganti dengan seniman asal Solo Jawa Tengah (Jateng) dan membuat patung Bung Karno dari awal lagi.
Pembangunan patung dari tangan pemahat Jateng tersebut akhirnya rampung dalam waktu 2 bulan, tepatnya di pertengahan Januari 2024 lalu.
Dinilai melakukan kesalahan serupa karena patung Bung Karno lagi-lagi tidak mirip, Dewan Kesenian Sumsel (DKSS) kritik habis-habisan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin.
Ketua DKSS Didik berujar, wajah patung Bung Karno yang tidak mirip, sudah dua kali terjadi dan kembali viral di medsos. Mewakili masyarakat Sumsel, DKSS mengutarakan kekecewaannya karena pergantian seniman ternyata tidak juga memberi hasil yang optimal.
“Hebohnya sampai dua kali, pernah viral sekali karena tidak mirip, sekarang tidak mirip lagi. Ini akan jadi polemik berkepanjangan dan kekecewaan kita bersama. Membuat malu dan kecewa, seolah ini dibiarkan dan tidak ada jalan keluarnya,” ucapnya saat menggelar konferensi pers di Gunz Cafe Palembang, Senin (22/1/2024).
Dari awal proses pembuatan patung Bung Karno tersebut, DKSS dan para seniman Sumsel tidak pernah dilibatkan oleh Pemkab Banyuasin Sumsel. Padahal DKSS hadir sebagai mitra strategis pemerintah daerah, untuk memajukan kesenian di daerah masing-masing.
Yang paling menyedihkan, lanjut Didik, patung Bung Karno yang tidak mirip tersebut sampai viral hingga nasional dan menyeret nama baik Sumsel.
Fenomena Patung Bung Karno
Pematung senior Sumsel yang juga alumni ISI Yogyakarta Syamsul mengatakan, di masa kepemimpinan Presiden Soeharto dulu, pemerintah banyak membangun patung-patung di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Namun pemerintahan saat ini, tidak terlalu menyukai pembangunan patung-patung, sehingga tak banyak lagi karya seniman di Indonesia. Ditambah lagi muncul fenomena patung Bung Karno di Banyuasin yang sama sekali tidak mirip.
“Pembuatan patung mirip itu memang sulit, seniman ahli saja bisa sulit. Tapi untuk Bung Karno, ada saksi hidupnya. Seharusnya penggarap itu melibatkan saksi hidup, bisa ditanyakan mirip tidaknya. Kecuali saksi hidup tidak ada,” katanya.
Pembangunan patung Sang Proklamator tersebut seharusnya melihatkan seniman ahli, supervisi yang tahu benar proses pembuatan patung serta tukang ahli konstruksi yang berpengalaman.
Jika para ahli tersebut tidak digandeng dalam pembuatan patung Bung Karno, dia memaklumi jika hasilnya tidak memuaskan seperti saat ini.
Advertisement