Sukses

Cak Imin Tanggapi Isu Ada Paksaan Aparat Desa Ikut Pilihan Politik: Kualat Itu!

Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) melakukan kampanye terbuka di Kabupaten Sukabumi.

Liputan6.com, Sukabumi - Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) atau Gus Imin melakukan kampanye akbar di Lapangan Pajajaran, Karangtengah, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi bertajuk Maheutkeun AMIN bersama ribuan warga dan relawan partai PKB yang tergabung dalam koalisi perubahan, Senin (22/1/2203) kemarin.

Dalam momen itu, Cak Imin menyampaikan persoalan yang kerap dialami para petani seperti sulit dan mahalnya harga pupuk. Dia juga menyebut pemaksaan terkait pilihan politik menjelang Pemilu 2024 telah terjadi kepada aparat desa. 

Dia mengaku telah mendapatkan sejumlah aduan mengenai hal tersebut. Cak Imin menilai hal tersebut dapat merusak iklim demokrasi di Indonesia. Sebab, menurutnya pemaksaan di lingkup pemerintahan desa termasuk kategori kecurangan dalam Pemilu.

"Saya mendapatkan laporan ada aparat aparat desa yang mulai memaksakan kehendak karena diancam dari atasannya karena itu tidak boleh ada ancam mengancam siapapun berikan kebebasan demokrasi ini," ucap Cak Imin.

Cak Imin pun mengutuk keras adanya dugaan pemaksaan terhadap aparat desa soal preferensi politik. Dia menyebut akan mengerahkan pihaknya untuk mengambil langkah antisipasi terkait maraknya dugaan pemaksaan kepada aparatur desa.

"Kualat tahu kualat ga kualat itu pasti gak ada hasilnya. Timnas hanya mengantisipasi pada dua hal yang pertama saksi akan kita lapis lapis yang kedua kita jaga para pendukung ini agar tidak mendapatkan tekanan," ungkapnya.

Dirinya pun optimis bahwa Sukabumi bakal menjadi salah satu lumbung suara bagi pasangan calon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) hingga 51 persen suara, dan satu putaran.

"Alhamdulillah semangat teman teman warga warga dari Sukabumi ini menambah optimisme kita bahwa Sukabumi ini lumbung kemenangan PKB di Jawa Barat beberapa waktu yang lalu saya juga sudah ke sini di tempat yang lain, dukungannya luar biasa karena itu saya sangat berterima kasih kepada seluruh warga masyarakat Sukabumi, kader kader partai koalisi, para relawan dari berbagai kelompok," tuturnya.

Dalam pidato kampanyenya, Cak Imin menyampaikan mengenai sejumlah isu pertanian hingga lingkungan hidup yang terjadi saat ini. Dirinya juga didampingi sejumlah pejabat dari sejumlah partai Koalisi Perubahan yang hadir di atas panggung bersama tokoh agama. 

 

2 dari 2 halaman

Cak Imin Bahas Soal Etika

Di lokasi terpisah, Cak Imin juga menggelar pertemuan bersama ratusan kaum milenial di Gedung Widaria Kencana (GWK), Jalur Lingkar Selatan Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi, bertajuk Slepet IMIN. Ia mengapresiasi antusias kaum muda yang telah menyampaikan aspirasi.

“Semangat kaum muda Sukabumi luar biasa rata rata memiliki idealisme komitmen sosialnya tinggi. Sukabumi ini kalau dikembangkan bisa menjadi kota baru yang menjadi penyangga dari kemajuan Jakarta maupun Jawa Barat. Karena itu idealisme kaum muda di Sukabumi harus kita salurkan,” ucap Cak Imin.

Pada momen kampanye Pemilu 2024 ini, Cak Imin diminta mengulas soal debat Cawapres yang baru digelar pada 21 Januari 2024 kemarin. Ia juga diminta menanggapi soal makna singkat sebuah kata, salah satunya tentang etika. Menurutnya, makna lain dari etika adalah akhlak.

“Etika? Semua udah taulah etika, yang paling ringan ya akhlak lah. Diantara etika dan akhlak beda, akhlak itu dibagi dua. Ada sopan santun ada tawadhu, sopan santun itu keliatannya sopan tapi sebetulnya gak santun. Ada juga yang namanya spiritnya tawadhu itu betul-betul orang yang keliatannya gak sopan santun tapi menghormati itu bedanya sopan santun dan tawadhu disitu,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia juga menanggapi kabar terbaru soal dibatalkannya surat izin kampanye Anies Baswedan di Yogyakarta. Menurutnya, hal itu merupakan hambatan bagi proses demokratis.

“Ini negara demokrasi. Kita menyesalkan kalau ada larangan atau hambatan bagi proses demokratis ini. Ini justru memajukan bangsa. Tolong jangan pernah ada yang mengganggu upaya kita memajukan bangsa siapapun yang dipilih kaum muda itulah proses kemajuan dan kematangan demokrasi kita,” ujarnya.