Sukses

Ruang Kolaborasi Jadi Cara Berdayakan Masyarakat Lamalera

Ruang Kolaborasi akan diluncurkan dengan sasaran sekolah menengah pertama (SMP) sebagai sasaran pertama, kemudian masuk ke jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA).

Liputan6.com, NTT - CSR PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Foundation bersama BenihBaik.com akan membangun sekolah adat Lamalera yang disebut Ruang Kolaborasi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S. Bulo dan Founder BenihBaik.com Andy Flores Noya di hadapan ketua lembaga adat, pastor paroki, dan masyarakat di desa Lamalera, kecamatan Wulandoni, kabupaten Lembata, Kamis (17/10).

Bulo mengatakan, tujuan kedatangannya bersama BenihBaik ke Lamalera bukan hanya membangun bangunan fisik tetapi juga memberdayakan masyarakatnya.

“Hal yang kami lakukan di Lamalera ini bukanlah sekadar bangunan fisik tetapi membangun manusianya. Maka, sebelum bangunannya selesai dibangun, kami membuat modul panduan sekolah adat dan pelatihan kerajinan tenun untuk membentuk ekonomi alternatif masyarakat. Kemudian, ketika bangunannya sudah terbentuk, semua orang Lamalera akan kumpul berbagi pendapat, berbagi ide membahas bagaimana mewujudkan kehidupan yang lebih baik, belajar lebih mendalam tentang adat, dan hidup berdampingan dengan alam,” ujar Bulo.

Tujuan dari pembangunan Ruang Kolaborasi ini adalah untuk meningkatkan pariwisata di Lamalera dan masyarakat bisa menerapkan keberlanjutan melalui penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). Untuk mencapai tujuan tersebut, diterbitkan 7 (tujuh) modul pand uan sekolah adat Lamalera yang disusun oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Lembata (BARAKAT) bersama Dinas Pendidikan Lembata.

Modul tersebut berisi kondisi geografis, sejarah, tradisi, budaya, kuliner, hingga sastra Levo Lamalera. Selain itu, terdapat juga materi pengenalan energi baru dan terbarukan dengan memanfaatkan potensi alam sekitar.

Ruang Kolaborasi akan diluncurkan dengan sasaran sekolah menengah pertama (SMP) sebagai sasaran pertama, kemudian masuk ke jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA). Para guru kurikulum akan melatih guru-guru muatan lokal (mulok) tiap sekolah agar bisa memfasilitasi Ruang Kolaborasi. Kemudian, guru kurikulum akan tetap mendampingi guru mulok seminggu sekali untuk memastikan apakah berjalan sesuai dengan kurikulum atau tidak.

Selain Ruang Kolaborasi, terdapat pemberdayaan masyarakat lewat pelatihan olahan sisa - sisa kain tenun menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, seperti tas, topi, sandal, dompet, jepit rambut, manik-manik, dan kalung. Ke depan, mereka akan dilatih terkait pemasaran dan kemasan produk sehingga meningkatkan daya tarik.

Andy Noya menyampaikan bahwa kolaborasi menjadi kunci untuk pengembangan potensi Lamalera. Apalagi dengan adanya keterbukaan dari masyarakat setempat untuk menerima ajakan kolaborasi tersebut.

“Pertamina bersama BenihBaik telah memulai langkah baik untuk mengembangkan potensi Lamalera dan diterima baik oleh masyrakat. Nantinya, ketika program menunjukkan keberhasilan dan dampak positif bagi masyarakat, saya yakin banyak pihak tertarik untuk menjadi bagian dari program pemberdayaan tersebut. Dengan adanya bantuan dan kolaborasi, saya yakin dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat,” ucap Andy.

Pembangunan sekolah adat melalui Ruang Kolaborasi diterima oleh Ketua Lembaga Adat Lamalera Gaspas Dile dan Pastor Paroki St Petrus Paulus Lamalera Arnoldus Guna Koten, PR.

“Kami secara lembaga Levo Lamalera menerima semua rancangan program Ruang Kolaborasi yang berhubungan dengan pembentukan karakter generasi berikutnya yang erat dengan nilai-nilai budaya dan adat Lamalera. Kami mendukung proses ke depannya yang terpenting sesuai dengan niat, kejujuran, dan ketulusan untuk membangun Lamalera,” kata Gaspas.