Liputan6.com, Palangka Raya - Walhi Kalimantan Tengah menilai program Food Estate singkong di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah gagal. Pemerintah justru beralih menanam jagung untuk menutupi kegagalan tersebut.
“Walhi Kalteng melakukan monitoring ke lokasi food estate di Desa Tewai Baru pada 23 Januari 2024. kami menemukan tanaman singkong yang baru ditanam dengan tinggi sekitar selutut orang dewasa,” kata Direktur Walhi Kalteng, Bayu Herinata di Palangka Raya, Rabu (24/1/2023).
Sementara tanaman singkong sebelumnya yang ditanam sejak awal program telah banyak mati dan ditelantarkan. Selain itu, tanaman jagung yang ditanam sebagai pengganti singkong juga tidak tumbuh dengan baik.
Advertisement
Bayu Herinata mengatakan, klaim pemerintah soal keberhasilan food estate singkong di Kalteng tidak sesuai fakta di lapangan. Pemerintah justru beralih ke jagung guna menutupi kegagalan proyek tersebut.
"Kami melihat pemerintah mencoba menutupi kegagalannya dengan mengganti komoditi lain yakni dengan menanam jagung di lahan yang mangkrak selama 2 tahun lebih tersebut," kata Bayu.
Sejak 2020, lebih dari 100 organisasi telah menolak program food estate karena dinilai hanya mengulang kegagalan pemerintah di masa lalu. Food estate diduga berdampak pada kerusakan hutan dan ekosistem gambut hingga berujung pada bencana banjir dan kebakaran hutan.
Selain di Gunung Mas, program serupa dengan tanaman padi di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau juga gagal. Hal ini disebabkan ketidaksesuaian bibit dan pola pertanian dengan kondisi lahan gambut.
Walhi Kalteng minta pemerintah segera menghentikan program food estate. Selain itu perlu dilakukan evaluasi dan audit terbuka soal penggunaan anggaran guna mencegah potensi penyalahgunaan.
Baca Juga