Sukses

Cara Cerdas Menekan Harga Jual Produk

Perlu memotong rantai distribusi dan mengurangi harga pengemasan.

Liputan6.com, Semarang - Jalinan kerjasama pelaku usaha diyakini menjadi kunci agar usaha bisa bertahan dan bahkan berkembang.

Direktur Kerjasama Antarlembaga Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) Ahmad Nur Sodik menyampaikan hal itu dalam acara konsolidasi kader IIBF di Hotel MG Setos Semarang, Jumat (26/1/2024).  

“Tak ada jalan lain, para produsen harus mau bersinergi kalau mau tetap survive ,” katanya.

Selain membuat usaha atau bisnis bisa bertahan, keberadaan produk mereka akan menguntungkan masyarakat. 

“Misi pebisnis itu bukan hanya sekadar mengejar untung besar. Tapi juga bagaimana bisa memberikan kemanfaatan lebih besar kepada masyarakat. Caranya, menyediakan barang dan jasa kebutuhan masyarakat yang berkualitas dengan harga terjangkau,” kata Sodik.

Acara tersebut dihadiri oleh puluhan kader IIBF dari Semarang dan sekitarnya. Tampil pula sebagai pembicara, pendiri sekaligus Presiden IIBF Heppy Trenggono.

Sodik mendorong para pelaku usaha agar berjejaring, bekerja sama satu dengan lainnya. Bisa kerjasama dalam penyediaan bahan baku, proses produksi, pengemasan,pemasaran, distribusi, layanan purna jual maupun sistem dan teknologinya. 

Sodik bukan hanya bicara. Ia sangat aktif dalam gerakan 'Beli Indonesia'. 

“Jika saling bersinergi erat, biaya bahan baku bisa lebih murah, biaya produksi dan pemasaran dapat ditekan, jalur distribusi pun bisa dipangkas, sehingga produk yang dihasilkan lebih murah namun tetap berkualitas. Bisa bersaing dengan produk impor. Ujungnya, masyarakat juga yang diuntungkan,” katanya.

Tersedianya barang yang murah dan berkualitas, lanjut Sodik, akan sangat membantu masyarakat di tengah lesunya moda perekenomian saat ini dan turunnya daya beli masyarakat. 

 

2 dari 2 halaman

Pom Minyak Goreng

Sodik mencontohkan, salah satu upayanya untuk menyediakan barang murah berkualitas adalah dengan menjual minyak goreng curah melalui sistem pom pengisian minyak goreng atau Pom Migor. 

Minyak goreng curah murah ini kualitasnya sama dengan standar minyak kita program pemerintah. Namun dijual dibawah harga eceran tertinggi (HET) minyak kita yang saat ini yang Rp 14.000 per liter. 

“Mengapa bisa murah? Karena dengan Pom Migor ini rantai distribusinya berhasil kita potong. Bersinergi dengan produsen dan langsung kita jual ke konsumen melalui Pom Migor,” kata Sodik.

Selain itu, penjualan dengan Pom Migor ini juga tidak memerlukan proses pengemasan. Sehingga meghemat waktu dan biaya. Baginya, Pom Migor bukan sekadar bisnis. Namun juga bertujuan untuk menghadirkan minyak murah bagi masyarakat.

Dampak lain yang diharapkan adalah dapat membantu pemerintah dalam menekan inflasi dengan menyediakan minyak murah yang terjangkau.

Penjualan melalui sistem Pom Migor ini. sambung Sodik, juga terbilang ramah lingkungan karena nirkemasan. Masyarakat tinggal membawa jerigen atau botol dari rumah untuk diisikan minyak goreng curah dengan berbasis jumlah liter atau nominal rupiah yang diinginkan. 

Untuk wilayah Semarang, pada tahap awal ini Sodik menyediakan total lima Pom Migor. Sebanyak tiga buah berbentuk stasiun permanen. Semantara dua lainnya akan mobile dengan dangkut mobil ke daerah-daerah yang membutuhkan. 

Di tempat yang sama, Presiden IIBF Heppy Trenggono juga memberikan pandangan inspiratif mengenai kekuatan kolaborasi dalam dunia bisnis. Pengusaha asal Jawa Tengah ini meminta para kader IIBF tak pernah jemu untuk belajar dan berjejaring dalam menguatkan bisnisnya. Agar semua bisa tumbuh berkembang bersama

IIBF merupakan komunitas pengusaha muslim terbesar di Indonesia. Didirikan sejak tahun 2011, aktif melakukan coaching dan networking para pebisnis di berbagai kota. Ribuan kader pengusaha yang dicetak IIBF telah tersebar di seluruh Indonesia.  

Pendiri sekaligus Presiden IIBF Heppy Trenggono menyatakan, organisasi IIBF bertujuan untuk membangun kejayaan bangsa dengan menciptakan para pengusaha yang berbisnis sebagaimana pebisnis kelas dunia dan berperilaku sebagaimana muslim yang bertakwa.