Sukses

Foto-Foto Penampakan Stasiun Banjarnegara +291, Calon Cagar Budaya Terbaru di Kaki Dieng

Dianggap layak menjadi cagar budaya, stasiun kereta api Banjarnegara yang nonaktif mulai dikaji oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara

Liputan6.com, Banjarnegara - Dinilai layak menjadi cagar budaya, stasiun kereta api Banjarnegara yang nonaktif mulai dikaji oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara, Jumat (26/1/2024).

Didampingi Tim Leader Penjagaan Aset PT KAI Daop V Purwokerto Indra Wisata, tim yang terdiri dari lima orang itu menjelajah Stasiun Banjarnegara yang memiliki ketinggian 291 MDPL itu.

Tampak depan, bangunan masih kokoh berdiri dan saat ini bagian sayap kanan bangunan disewa untuk toko bahan bangunan.

Masuk ke dalam kantor utama, di tembok kanan ruangan terdapat peta jadwal kereta api jurusan Purwokerto-Wonosobo-Banjarsari-Purbalingga dengan titi mangsa berlaku 3 November 1966. Sayangnya peta tersebut sudah rusak parah dimakan rayap.

 

Pintu-pintu utama stasiun masih kokoh dan terawat baik, begitu pula ubin dengan tegel kunonya. Hanya saja sebagian tembok selain kusam juga tampak terkelupas dan terlihat batu bata yang cukup besar, jauh lebih besar dari ukuran batu bata jaman sekarang.

Bagian dalam stasiun, jalur kereta dan rel sudah tidak nampak sama sekali. Menurut Indra, rel tertanam di tanah dan masih utuh.

"Aset PTKAI disewakan dengan durasi satu sampai tiga tahun. Besaran sewanya tergantung nilai NJOP. Para penyewa boleh menambah bangunan, namun dilarang mengurangi," jelas Indra.

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Nilai Sejarah Stasiun Banjarnegara

Ketua TACB Banjarnegara Heni Purwono mengaku, stasiun kereta api ini menjadi prioritas pertama untuk dikaji dan diusulkan menjadi bangunan cagar budaya karena selain memiliki nilai sejarah tinggi juga rawan terhadap pembongkaran atau perubahan bentuk.

"Dari nilai sejarah, keberadaan kereta api di Banjarnegara sangat berperan dalam tumbuh suburnya pergerakan nasional di Banjarnegara dengan Syarikat Islamnya sehingga tokoh-tokoh nasional seperti HOS Tjokroaminoto dan Haji Agus Salim kerap berkunjung ke Banjarnegara," jelas Heni.

Adapun potensi kerawanan, tambah Heni, karena selain milik BUMN, juga berada di jalur ramai yang potensial sehingga rawan berubah bentuk atau pembongkaran.

"Namun kami yakin PT KAI pasti mendukung upaya kami, karena jika nanti ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya, justru selain terlindungi juga akan memiliki nilai jual atau sewa yang tinggi karena nilai sejarahnya," tambah Heni.

3 dari 3 halaman

Kajian 1 Bulan ke Depan

Dalam waktu sebulan ke depan, tim akan bekerja maraton melakukan pengkajian, hingga mengeluarkan rekomendasi untuk penetapan sebagai bangunan cagar budaya oleh Bupati Banjarnegara.

Selain mengkaji stasiun, TACB juga singgah ke komplek DPRD Banjarnegara karena bagian belakang gedung DPRD terdapat bekas kantor Kawedanan Banjarnegara. Sayangnya, sebagian besar struktur bangunan sudah berubah, tinggal menyisakan tembok utama dan kusen-kusen pintu dan jendela yang asli.

Tim juga beranjak ke kantor Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup yang juga kental ornamen bangunan kolonial. Di gedung ini tampak terawat dan terjaga keasliannya.Salah satu anggota TACB Siti Nurlela berharap gedung ini juga ikut ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya.

"Saya berharap semua bangunan bergaya kolonial yang masih baik kondisinya di Banjarnegara bisa dipertahankan, agar generasi mendatang dapat belajar tentang sejarah dari bangunan-bangunan yang masih tersisa," harap Nurlela.

Penulis: Heni Purwono