Liputan6.com, Yogyakarta - Polresta Sleman akhirnya berhasil meringkus dokter gadungan Elwizan Aminudin (42) yang sebelumnya pernah menangani PSS Sleman pada musim kompetisi 2020/2021. Dokter gadungan yang biasa dipanggil dokter Amin itu ditangkap seusai dua tahun buron. Manajemen PSS Sleman sebelumnya membuat laporan tertulis kepada Polres Sleman pada 2021.
Kapolresta Sleman Kombes Yuswanto Ardi mengatakan, dokter gadungan tersebut ditangkap setelah pihaknya mendapat laporan dari masyarakat setempat.
"Atas partisipasi masyarakat kami berhasil melakukan penangkapan terhadap salah satu tersangka atas kegiatan pemalsuan dokumen yang seolah-olah dia seorang dokter," ujar Ardi, Selasa (30/1/2024).
Advertisement
Baca Juga
Diketahui, penangkapan Amin dilakukan pihak kepolisian di rumahnya yang berada di Bogor Jawa Barat.
Saat buron selama dua tahun ini, Amin kabarnya bersembunyi di suatu tempat di Pulau Sumatera. Ia melarikan diri setelah mulai terbongkar dari sebuah twit di jagat maya.
Imbas dari kasus itu, PT Putra Sleman Sembada (PSS) mengalami kerugian sebesar Rp245 juta. Kerugian itu dalam bentuk gaji dan bonus yang telah diberikan kepada Amin.
Akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 263 KUHP ancaman 6 tahun penjara atau Pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun.
Berpindah-pindah Lokasi
Sebelum buron, Amin sempat pamit ke manajemen PSS Sleman dengan alasan orang tuanya sakit. Saat itu pun ia mengajukan pengunduran diri dari ofisial tim dengan alasan yang sama.
Tak lama berselang, kedoknya mulai terungkap, dan manajemen PSS Sleman pun langsung membuat laporan tentang dokter gadungan yang sudah menipu tim selama ini.
Pernah jadi dokter di Timnas Indonesia
Mencuatnya kabar Amin adalah dokter gadungan sempat membuat geger insan sepak bola Indonesia. Pasalnya pria dengan gaya rambut dikuncir itu pernah menangani Timnas Indonesia U-19 dan sejumlah klub seperti Persita, Barito Putera, Bali United, PS Tira, Kalteng Putra.
Di balik itu tak sedikit para pemain Timnas Indonesia U-19 kala itu mengeluhkan penanganan Amin sebagai dokter tim. Misalnya Ernando Ari, Syahrian Abimanyu, hingga Saddam Emiruddin Gaffar.
Khusus untuk Saddam, striker PSS Sleman itu saat ini bahkan masih melakukan pemulihan sebab cedera ACL-nya telat disadari, dan sempat salah penanganan.
Akibat penanganan yang dilakukan Amin, Saddam hampir saja pensiun dini sebagai pesepakbola.
Manipulasi ijazah
Pada Februari 2020 PT PSS sedang membutuhkan dokter tim untuk kompetisi Liga 1 2020/2021. Mereka pun menghubungi Amin yang memiliki catatan panjang sebagai dokter di sejumlah klub Indonesia.
Amin kemudian mengirimkan soft copy ijazah dan daftar riwayat hidup ke manajemen klub. Tanpa screening ketat, manajemen PSS pun menerima Amin sebagai dokter tim sejak Maret 2020.
Di PSS Sleman, Amin mendapat honor sebesar 17 juta rupiah per bulan. Bahkan dari penelusuran kepolisian, ia mendapat gaji Rp 25 juta per bulan berikut bonus sebelum menjadi buronan. Dalam rilis Polresta Sleman, bukti-bukti terkumpul meliputi kontrak, NPWP dan berkas verifikasi ijazah dari Universitas Syiah Kuala Aceh milik Elwizan.
Ijazah Amin di universitas itu diperlihatkan dengan No: 5752/UN11/WA.01.00/2021, itu dinyatakan sebagai ijazah palsu.
Selain itu, Elwizan Aminuddin terbongkar pertama kali sebagai dokter gadungan sebab tak terdaftar di aplikasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Kenyataan ini lebih dulu viral di jagat maya Twitter (saat ini X).
Penulis: Taufiq Syarifudin
Advertisement