Liputan6.com, Gorontalo - Saat ini Pemerintah Bone Bolango, Gorontalo (Bonebol) lagi gencar-gencarnya dengan program menurunkan angka kemiskinan. Tidak hanya kemiskinan, persoalan stunting juga menjadi pekerjaan rumah di Bonebol.
Namun, program intervensi stunting dan kemiskinan ekstrim untuk warga diingatkan untuk tidak menjadi lahan bisnis.
Peringatan ini disampaikan Bupati Bone Bolango, Merlan S. Uloli saat memberikan pengarahan kepada para aparat Desa se-Kecamatan Bone Raya dan Kecamatan Bonepantai.
Advertisement
Baca Juga
Lebh lanjut Bupati Merlan menegaskan, penurunan angka kemiskinan ekstrem dan stunting harus dituntaskan pada Desember 2024 dengan program yang menyentuh langsung kepada masyarakat, meskipun di tengah keterbatasan anggaran.
“Program ini harus dikeroyok. Jangan kita berbisnis di atas kepentingan rakyat. Kebutuhan masyarakat harus diprioritaskan dan diperjuangkan,” kata Merlan.
Bupati perempuan pertama di Gorontalo, bilang jika angka stunting dan kemiskinan ekstrem ini stagnan dan tidak mengalami perubahan. Dirinya menilai para camat, kepala desa hingga aparat gagal menjalankan program ini dengan maksimal.
“Kinerja camat, kades hingga aparat akan dinilai dari sini. Kalau datanya stagnan dan tidak mengalami perubahan, ini artinya anda gagal menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stunting,” tegasnya.
Simak juga video pilihan berikut:
Tengkes di Bone Bolango
Sebelumnya, stunting atau tengkes hingga kini masih menjadi masalah serius di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), Gorontalo. Meski banyak program yang dijalankan untuk mengintervensi, tengkes masih menjadi pekerjaan rumah.
Contohnya saja, Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi balita stunting di Gorontalo mencapai 23,8% pada 2022. Provinsi tersebut menempati peringkat ke-17 tertinggi secara nasional.
Kabupaten Bone Bolango sendiri merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting di Gorontalo pada 2022. Ada sekitar 22,3% balita yang menderita stunting.
Dengan begitu, upaya program rembuk stunting yang dilakukan sejak tahun 2022 dianggap gagal. Tidak hanya rembuk stunting, program 1 desa mengintervensi 10 kepala keluarga miskin pada tahun 2022 hanya sebatas seremonial belaka.
Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya menghabiskan anggaran yang besar. Namun hasilnya hingga sekarang masih nihil atau belum memberikan dampak yang signifikan.
Plt Bupati Bone Bolango, Merlan S Uloli mengakui hal tersebut. Dengan begitu, tahun ini dirinya memerintahkan seluruh desa di Bonebol untuk menganggarkan program intervensi stunting dan kemiskinan melalui Dana Desa.
Dirinya sadar, jika program 1 desa mengintervensi 10 kepala keluarga miskin pada tahun 2022 lalu tidak berjalan maksimal dan berhasil.
"Olehnya, APBDes tahun 2024 harus dibahas sekarang agar program intervensi stunting dan kemiskinan bisa linear dengan program yang ada di OPD," tandasnya.
Advertisement