Sukses

Visi Misi Ketiga Calon Presiden, Singgung UU Cipta Kerja hingga Ketimpangan

Debat capres ini dihelat KPU di Jakarta Convention Center dengan tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.

Liputan6.com, Jakarta - Tiga calon presiden dalam Pilpres 2024 menjalani debat kelima atau yang terakhir pada Minggu malam (4/2/2024). Debat capres ini dihelat KPU di Jakarta Convention Center dengan tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.

Sesi pertama debat, ketiga calon presiden menyampaikan visi misi masing-masing dimulai dari nomor urut 2 Prabowo Subianto. Prabowo menyampaikan dirinya bersama Gibran berjanji akan memberi makanan bergizi kepada anak dan ibu hamil untuk mengatasi stunting.

Kemudian membangun rumah sakit modern di kabupaten/kota, puskesmas modern di desa, lalu meningkatkan jumlah dokter.

"Kita akan menambah faktultas kedokteran dari 92 menjadi 300 fakultas kedokteran, memberi beasiswa untuk mahasiswa kedokteran sebanyak 10.000 mahasiswa, dan beasiswa mengenai teknologi sebanyak 10.000 beasiswa ke luar negeri," ujarnya.

Lalu Prabowo berjanji akan membangun 3 juta rumah, di antaranya 1 juta di pedesaan, 1 juta pesisir dan 1 juta di kota.

"Kami yakin kami akan laksanakan itu, untuk mencapai indonesia emas 2045," jelasnya.

Sementara Ganjar Pranowo berjanji akan meningkatkan fasilitas kesehatan, dimana 1 desa 1 faskes, 1 tenaga kesehatan.

"Ibu anak lansia disabilitas, akan mendapat peran yang sama untuk mendapat akses yang bagus, kalau itu sudah baik," katanya.

Ia juga menyinggung mengenai undang-undang Cipta Kerja, pihaknya berencana akan mereview UU Cipta Kerja.

"Demokrasi harus baik, contoh teladan pemimpin yang baik agar tetap dalam koridor yang baik," sebutnya.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Kata Anies Baswedan

Selanjutnya Anies Baswedan menyampaikan persoalan terbesar Indonesia saat ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, ketidak adilan.

"Jawa dan luar Jawa, Jakarta luar Jakarta, kaya dan miskin, ini membahayakan republik," jelasnya.

Ia menyebut saat ini terdapat 45 juta orang tidak bekerja dengan layak, begitu juga dengan jaminan sosial dan kesehatan.

"Kami akan memastikan hidup sehat, tumbuh cerdas biaya terjangkau, bansos sesuai kebutuhan bukan untuk kepentinga," katanya.

Menurutnya persatuan dan keadilan tidak bisa dicapai dengan ketimpangan. Ia berjanji akan konsisten dengan ucapan dan perbuatan.