Liputan6.com, Kupang - Nusa Tenggara Timur (NTT) mengirim 550 ekor sapi ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan melalu kapal tol laut Camara Nusantara, Kamis (1/2/2024).
Perwakilan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Wisnu Handoko mengatakan pengiriman 550 ekor sapi itu untuk memenuhi kebutuhan daging di Kalimantan Selatan.
Advertisement
Baca Juga
Selama ini ada enam kapal tol laut yang beroperasi dengan rute perjalanan dua kali dalam setiap bulan. Sehingga dalam setahun untuk setiap kapal bisa mengangkut 12.000 ekor sapi dari NTT.
Untuk periode pengiriman kali ini, diperkirakan mencukupi kebutuhan daging secara nasional sebesar 5-10 persen. Karena sapi dari NTT kualitas dagingnya cukup berpengaruh di Indonesia.
"Kalau di DKI dan Jawa Barat, permintaan daging sapi setiap tahun, itu ratusan ribu. Tetapi untuk kesinambungan dan ketersediaan dagingnya, sudah bisa mencukupi kebutuhan di sana," ujarnya, Minggu 4 Februari 2024.
Dalam perjalanannya, kapal tersebut sudah dilengkapi dengan tempat khusus untuk memisahkan air minum, ternak dan pakannya. Sehingga dapat memenuhi standar animal welfare (kesejahteraan hewan), karena juga dilengkapi dengan tenaga dokter hewan yang kompeten.
"Masih sangat layak, beda dengan kapal-kapal kayu yang biasanya mengangkut secara konvensional. Itu biasanya berdampak pada turunnya berat badan ternak sapi sebesar 10-15 kilogram," katanya.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Bebas Penyakit
Kepala KSOP Kelas III Kupang, Simon Baon meminta Dirjen Lalu Lintas dan Angkatan Laut agar membantu NTT melalui sejumlah pelabuhan singgah yang berpotensi menyumbang swasembada daging ke Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
"Kami optimis dalam tahun ini, untuk bersinergi dengan sejumlah stakeholder agar bisa mencapai target pengiriman ternak sapi sesuai kebutuhan yang ada," ujarnya.
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan NTT Ida Bagus Putu Raka Ariana menyebutkan ratusan sapi yang dikirim, itu dipastikan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD). Sebab, hingga saat ini, NTT masih zona hijau penyakit menular itu.
"Pengangkutan itu sudah sesuai prinsip-prinsip kesejahteraan hewan. Kalau dari segi kesehatannya, sapi dari NTT jadi rebutan di pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi karena ketersediaannya cukup banyak dan masih bebas dari penyakit PMK dan LSD," katanya.
Ariana menjelaskan Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan mengambil langkah-langkah dengan menyiapkan sembilan kandang dengan daya tampung 1.000 ekor sapi.
"Tujuannya untuk mengisolasi ternak sapi selama 14 hari. Selama masa isolasi itu kami lakukan pemeriksaan kesehatan secara detail seperti serum darah, feses dan sejumlah sampel lainnya untuk diperiksa secara detail. Kalau hasilnya positif maka kami langsung tahan," tandasnya.
Advertisement