Sukses

Pernah Disoroti Paling Tinggi se-Indonesia, Inflasi Sultra Terendah Selama 3 Tahun

Inflasi Sultra turun hingga ke posisi 28 nasional.

Liputan6.com, Kendari - Kondisi inflasi atau naiknya harga kebutuhan pokok di Sulawesi Tenggara, mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Sempat menduduki posisi kedua paling tinggi skala nasional pada Oktober 2023, saat ini inflasi Sultra berada pada angka 2,46 persen. Jumlah ini berada dibawah angka inflasi nasional yakni 2,57 persen.

Hal ini tidak terlepas dpari upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dinahkodai Penjabat (Pj) Gubernur Andap Budhi Revianto. Pemprov mengambil langkah cepat mengatasi inflasi dengan operasi pasar murah, pengawasan distribusi pangan ke pelosok hingga gerakan menanam pangan massal di 17 kabupaten dan kota se-Sultra. 

Diketahui sebelumnya, inflasi Sultra berada di posisi teratas 2 nasional Oktober 2023. Saat itu, cabai dan tomat menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Kemudian, posisinya menurun pada Desember 2023 pada angka 3,14 persen dan menempati posisi ketujuh nasional. 

Posisi inflasi Sultra terus mengalami penurunan pada posisi 15 secara nasional. Terakhir, data resmi BPS, inflasi Sultra turun pada angka 2,46 persen atau peringkat 28 nasional. 

Data BPS ini kembali disampaikan Irjen Kemendagri Tomsi Tohir, saat Rapat Koordinasi pengendalian inflasi secara hybrid dari Kantor Kemendagri Jakarta, Senin (05/02/24).

Kondisi inflasi yang terkendali ini menempatkan Sultra pada posisi ke-28 dari 38 provinsi yang dinilai inflasinya secara nasional.

Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto, bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama dan berperan aktif dalam pengendalian inflasi di Sultra.

"Pada Oktober 2023 lalu, saat Kunker Mendagri ke Sultra, angka inflasi kita berada pada peringkat ke-2 tertinggi se-Indonesia. Alhamdulillah, saat ini inflasi dapat dikendalikan bahkan di bawah angka inflasi nasional. Saya apresiasi dan ucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam menurunkan inflasi di Sultra," ujar Andap.

Andap mengatakan, tahun 2024 ini terdapat penambahan 2 (dua) Kabupaten yang dinilai angka inflasinya oleh BPS yakni Kabupaten Konawe dan Kolaka.

Ia menambahkan, terdapat beberapa komoditas penyumbang inflasi Sultra yakni tomat, rokok kretek mesin, bawang merah, beras dan sayur kangkung.

"Terhadap 17 Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Tenggara, Saya tekankan pentingnya langkah-langkah intervensi, tetap waspada dan laksanakan langkah-langkah antisipatif guna menjaga stabilitas ekonomi di Sultra," pungkas Pj Gubernur.

Setelah Rakor, Pj Gubernur memberikan arahan tugas kepada Pimti Pratama Pemprov Sultra untuk menindak lanjuti materi yang disampaikan para Narasumber saat Rakor. 

"Rekan-Rekan Perangkat Daerah saya harapkan agar segera buat rencana tindak lanjut dan eksekusi sesuai kompetensi tugas Saudara sekalian," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam pengendalian inflasi diharapkan agar mengecek ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan laksanakan komunikasi yang efektif dengan para pihak.

"Selamat berjuang untuk melayani masyarakat, semoga Sultra semakin baik dari waktu ke waktu," tutup Pj Gubernur Sultra Andap.