Liputan6.com, Jakarta - Seorang ASN di kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial YM dilaporkan ke polisi karena menganiaya seorang pelajar dengan benda tajam, Sabtu 3 Februari 2024.
Selain YM, anaknya berinisial SF pun turut dilaporkan atas kasus penganiayaan berat terhadap pelajar kelas XII itu.
Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita mengatakan korban penganiayaan itu berinisial LD (17), pelajar SMA Frateran Podor, warga kelurahan Pantai Besar, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Advertisement
Baca Juga
"Kasus ini sudah dilaporkan dengan nomor LP/B/24/I/SPKT/Polres Flores Timur/Polda Nusa Tenggara Timur, tanggal 04 Januari 2024," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa 6 Februari 2024.
Ia mengungkapkan kasus itu terjadi pada Sabtu 3 Feruari 2024 sekitar pukul 11.00 Wita di Kelurahan Pantai Besar. Saat itu, korban dianiaya menggunakan parang oleh pelaku hingga dilarikan ke rumah sakit.
"Korban melihat pelaku YM membawa parang dan membacoknya. Karena terluka, kedua orang tua membawa korban ke rumah sakit dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Flores Timur," katanya.
Saat ini, kata dia, penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, termasuk terlapor.
"Penyidik akan laksanakan gelar perkara," ucapnya.
Â
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Tujuh Jahitan
Ibu korban, Maria Betan mengungkapkan akibat sabetan benda tajam, tangan putranya terluka parah dan mendapat tujuh jahitan. "Kami sudah laporkan ke Polres Flores Timur," katanya.
Sementara korban, LD mengatakan masalah itu bermula ketika ia bersama sejumlah rekannya hendak menyelesaikan perselisihan. Sebelum bertemu pihak yang tengah berselisih, YM muncul dengan parang lalu mengejar mereka, hingga berujung penganiayaan berat.
"Saya dihantam pakai parang, sempat tangkis makanya kena tangan. Sedangkan anaknya pukul pakai tangan," ceritanya.
Sementara itu, YM mengaku membawa parang ke lokasi guna mengamankan keributan massal. Dia tak membantah memukul LD yang saat ini mengalami luka.
Menurutnya, sebagai petugas ketertiban wajib menertibkan lingkungan. Dia juga mengaku memukul sejumlah anak muda dengan parang.
"Iya, malam itu saya lihat siapa saja di situ saya usir mereka pulang," ungkapnya.
Ia mengaku menghormati proses hukum yang ditempuh pihak korban dan kooperatif untuk memberikan keterangan ke polisi.
Advertisement