Liputan6.com, Bandung - Ratusan gedung sekolah di Kota Bandung dijadikan tempat pemungutan suara (TPS) cadangan di Kota Bandung. Gedung-gedung itu dimanfaatkan apabila TPS-TPS utama tak mungkin dipakai akibat hujan atau banjir.
Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menyebutkan ada sekitar 736 gedung sekolah, tingkat SD dan SMP, yang memungkinkan untuk dijadikan TPS cadangan tersebut. Bambang mengakui memang beberapa lokasi TPS utama berada di daerah-daerah rawan banjir.
Baca Juga
Oleh karena itu, TPS cadangan dinilai perlu untuk dipersiapkan sebagai langkah antisipatif atas potensi banjir di sejumlah lokasi.
Advertisement
"Kami sudah menugaskan Dinas Pendidikan (Disdik) untuk menjadikan beberapa sekolah sebagai TPS cadangan," kata Bambang dikutip lewat keterangan pers, Selasa, 13 Februari 2024.
"Kita masifkan monitoring di wilayah masing-masing. Jika ada potensi bencana terutama banjir, segera lakukan langkah-langkah antisipasinya," imbuhnya.
Kepala Disdik Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan, pihaknya telah mendata sejumlah sekolah untuk dijadikan TPS ketika terjadi hal-hal di luar dugaan seperti bencana.
"Sampai Senin, 12 Februari 2024, Disdik mendata beberapa sekolah yang dijadikan TPS. Ada 179 SD negeri yang sarana dan prasarananya dipinjam dan 532 SD negeri yang dijadikan TPS. Lalu terdapat 34 SD swasta yang dipinjam fasilitasnya, dan 67 SD swasta dijadikan TPS," jabar Hikmat.
Secara total, katanya, terdapat 213 SD yang dipinjam fasilitasnya dan 599 SD dijadikan TPS. Beberapa fasilitas yang dipinjam untuk mendukung kegiatan pemilu antara lain ruang kelas, lapangan, meja, kursi, tempat parkir, dan papan tulis.
Kemudian, ia melanjutkan, untuk SMP negeri, terdapat 29 sekolah yang dipinjam sarana dan prasarananya dan 93 SMP negeri dijadikan TPS.
"Sedangkan SMP Swasta ada 15 sekolah yang fasilitasnya dipinjam dan 44 SMP swasta dijadikan TPS. Jadi, totalnya ada 44 SMP yang dipinjam fasilitasnya dan 137 dijadikan TPS," lanjutnya.
Fasilitas SMP yang dipinjam antara lain ruang kelas, lapangan, meja, kursi, tempat parkir, dan papan tulis. Lalu ditambah ruang kantin, GOR, dan pengeras suara.
"Total seluruh sekolah SD dan SMP yang fasilitasnya digunakan ada 257 sekolah. Dan ada 736 sekolah yang dijadikan TPS," sebutnya.
Ia juga mengimbau agar para aparat kewilayahan dan ketua KPPS bisa tepat waktu dalam menggunakan fasilitas sekolah. Sebab penghitungan suara biasanya berlangsung lama dan berjenjang. Sedangkan esok harinya sekolah sudah kembali digunakan oleh para siswa.
"Biasanya paling malam itu bisa sampai pukul 02.00 WIB. Namun, kami mengingatkan, karena esok harinya harus digunakan anak-anak untuk bersekolah. Mohon bisa selesai tepat waktu," harap Hikmat.
Ia menambahkan, jika ternyata proses pemilu berjalan di luar waktu yang telah ditentukan, maka kegiatan belajar mengajar akan tetap berjalan. Namun, dengan beberapa penyesuaian.
"Tapi kami tetap mohon kalau bisa selesai tepat waktu dan bisa dirapikan kembali semua sarana prasarananya," imbuhnya.
BPBD Kirim Logistik Kebencanaan
Sebelumnya, sejumlah logistik kebencanaan turut didistribusikan ke Tempat Pemungutan Suara atau TPS yang ada di Kabupaten Bandung. Wilayah langganan banjir, longsor, dan angin kencang menjadi prioritas. Pendistribusian tersebut dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung. Diketahui, jadwal pemungutan suara ditetapkan pada 14 Februari 2024 mendatang.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan, logistik yang distribusikan di antaranya perahu, motor tempel, tenda, chainsaw, pelampung, cangkul, gacok dan lainnya.
"Dengan harapan pelaksanaan Pemilu 14 Februari 2024 aman dari bencana," harap Suska di Bandung, Rabu, 7 Februari 2024.
Suska menyebut, BPBD sudah memetakan 11.034 TPS pada Pemilu 14 Februari 2024. Sebanyak 691 TPS yang tersebar di 31 kecamatan mendapat perhatian khusus.
"691 TPS yang dipetakan menjadi perhatian khusus BPBD. Kami berharap TPS aman dari bencana," katanya.
BPBD Kabupaten Bandung disebut mewaspadai tiga potensi yang selama ini mendominasi kejadian bencana di Kabupaten Bandung yakni banjir, longsor dan angin kencang.
Uka mengatakan bahwa yang menjadi prioritas khusus BPBD yakni wilayah Kecamatan Bojongsoang, Dayeuhkolot, Baleendah, Majalaya, Katapang, Ciparay, Cangkuang, Kutawaringin, Cimenyan.
Selain itu Kecamatan Banjaran, Pameungpeuk, Pangalengan, Rancaekek, Cicalengka, Kertasari, Pacet, Soreang, Kutawaringin, Pasirjambu dan Ciwidey.
"Kami berharap tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Mudah-mudahan tidak ada bencana. BPBD juga sudah menyiapkan tenda untuk antisipasi pembuatan tenda yang dibisa digunakan untuk TPS," kata Suska.
Advertisement
Peringatan BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung menyebutkan puncak musim hujan masih akan terjadi pada Februari hingga awal Maret 2024 di Kawasan Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang.
Menurut Prakirawan BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Yuni Yulianti, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaannya mengantisipasi bencana alam dampak dari masih tingginya curah hujan tersebut.
Berdasarkan pemodelan cuaca dari citra satelit Himawari, Yuni mengatakan pada hari Pemilu 2024 cuaca di pagi hari relatif cerah hingga memasuki tengah hari.
"Bahwa prediksi cuaca di wilayah Bandung Raya pada khususnya di pagi hari didominasi oleh cuaca cerah berawan hingga berawan sekitar pukul 10.00 WIB. Diantara pukul 10.00-13.00 WIB diprediksi sudah mulai ada pertumbuhan awan-awan hujan. Kemudian diprediksi diantara pukul 13.00-19.00 WIB di antara siang dan sorenya berpotensi hujan dengan intensitas ringan, sedang sampai lebat," ujar Yuni, Bandung, Jumat, 9 Februari 2024.
Yuni mengingatkan kepada masyarakat agar menggunakan hak pilihnya agar pergi ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari 2024 pada pagi hari hingga tengah hari karena kondisi cuaca masih kondusif.
Yuni mengatakan bahkan di beberapa wilayah terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada siang, sore dan malam hari.
Potensi bencana yang terjadi akibat tingginya curah hujan adalah banyaknya genangan air di jalan perkotaan, banjir di daerah Bandung Selatan, dan gerakan tanah atau longsor berpotensi di Kabupaten Bandung Barat.
"Potensi angin kencang terjadi akibat dampak ikutan dari pertumbuhan awan cumulonimbus. Angin kencang ini merupakan dampak yang harus diwaspadai serta pohon dan papan reklame tumbang di beberapa wilayah Kota Bandung," kata Yuni.
Pohon dan reklame ini memiliki ukuran yang cukup besar sehingga rawan tumbang apabila terjadi hujan deras disertai angin sangat kencang.
Masih tingginya volume air hujan yang turun yang disertai bahaya bencana terusan, Yuni meminta masyarakat agar mengutamakan keselamatan diri.
Jika terpaksa beraktivitas saat kondisi cuaca yang buruk, disarankan membawa jas hujan, payung, alas kaki tahan air agar meminimalisir gangguan cuaca tersebut.