Liputan6.com, Yogyakarta - Sri Sultan Hamengku Buwono X menggunakan hak pilih pada Pemilu 2024 pada Rabu (14/02/2024). Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beserta keluarga menggunakan hak pilih di TPS 12 Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.
TPS 12 bertempat di Ndalem Cokronegaran. Lokasi ini merupakan tempat tinggal salah seorang pangeran Keraton Yogyakarta.
Ndalem Cokronegaran terletak di Jalan Rotowijayan, Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, DIY. Melansir berbagai sumber, bangunan itu sebelumnya bernama Ndalem Joyokusuman.
Advertisement
Kemudian diambil alih oleh Kanjeng Pangeran Hario (KPH) Wiwoho Basuki Cokrohadiningrat . Ia membeli bangunan antik tersebut dari keluarga Joyokusumo.
Baca Juga
Saat ini, bangunan tersebut difungsikan sebagai kediaman pribadi. Ndalem Cokronegaran dibangun pada 1916.
Menariknya, bangunan tempat Sultan HB X nyoblos ini memiliki tujuh konsep rumah Jawa tradisional secara keseluruhan. Ndalem Cokronegaran memiliki luas tanah 1.900 meter persegi, dengan luas bangunan utama sekitar 900 meter.
Depan komplek Ndalem Cokronegaran memiliki pendopo. Pendopo ini lah yang difungsikan sebagai TPS 12 pada Pemilu 2024.
Umumnya, pendopo Ndalem Cokronegaran digunakan untuk menyaring tamu yang bertandang ke rumah. Kompleks Ndalem Cokronegaran juga memiliki ruang peringgitan.
Ruangan ini merupakan ruang hiburan yang berfungsi untuk menghibur dan menjamu tamu-tamu yang bertandang ke kediaman ini. Salah satu hiburan yang dimaksud adalah pagelaran wayang.
Biasanya layar wayang dipasang di antara pendopo dan peringgitan. Para tamu dapat menikmati pertunjukan wayang di area peringgitan.
Bangunan bergaya autentik ini juga dilengkapi sentong tengah dan sentong tengen. Sentong tengah biasanya diletakkan benda-benda yang melambangkan kesejahteraan rumah tangga seperti ranjang, bantal dan lain sebagainya.
Ganti Simbol
Namun, setelah masuknya Islam hal-hal tersebut kemudian diganti dengan simbolis padi dan kapas. Sentong tengen berfungsi sebagai ruangan pusat tempat si empu rumah beraktivitas.
Sampai sekarang, bagian rumah yang ini masih difungsikan. Sementara itu, sentong kiwo berfungsi sebagai ruang tidur tamu.
Namun saat ini ruangan ini dijadikan museum mini dari barang-barang peninggalan keluarga. Bagian bangunan Cokronegaran selanjutnya adalah gadri.
Gadri merupakan ruang keluarga. Bagian ini biasanya merupakan tempat kesukaan pemilik rumah.
Oleh karena itu, bagian ruangan ini dilengkapi berbagai macam benda seperti gamelan, dan lain sebagainya. Ndalem Cokronegaran tampak berbeda dari rumah adat Jawa pada umumnya.
Hal ini terlihat dari taman bangunan ini. Di taman tersebut, terdapat pohon kepel yang menjadi ciri khas bangunan-bangunan di lingkungan dalam Kraton Yogyakarta.
Dalam tradisi, rumah yang dihuni oleh pangeran memiliki pohon kepel. Pohon ini memiliki nilai filosofis yang mengikuti bentuk fisik tanaman tersebut.
Batangnya yang lurus dan jarang memiliki cabang menggambarkan kepribadian seorang pangeran diharapkan untuk mengikuti pola tumbuh batang pohon tersebut.
Advertisement