Sukses

7 Hantu Legenda Urban dari Ranah Minang, Sukses Bikin Merinding

Setidaknya ada tujuh legenda urban Minangkabau yang cukup membuat bulu kuduk berdiri.

Liputan6.com, Padang - Selain dikenal dengan budayanya, Minangkabau juga menyimpan sisi mistis yang cukup populer. Beberapa hantu urban legend juga digunakan untuk menyampaikan pesan moral yang menggambarkan nilai-nilai budaya.

Setidaknya ada tujuh legenda urban Minangkabau yang cukup membuat bulu kuduk berdiri.

Mengutip dari beberapa sumber, berikut hantu legenda urban Minangkabau:

1. Antu Lapiak

Antu lapiak adalah hantu yang tampak seperti tikar yang digulung. Istilah antu berarti hantu, sedangkan lapiak berarti tikar atau permadani.

Antu lapiak konon tinggal di sungai atau danau. Mereka biasanya menyerang manusia dengan cara menelan dan menenggelamkan mereka.

2. Cimolok

Masyarakat di Kamang Mudiak, khususnya di Kapecong, Padang Kunyik, dan sekitarnya, sangat mengenal hantu cimolok. Makhluk ini memiliki rambut keriting, wajah yang menakutkan, dan gaya berjalan kayang.

 

2 dari 3 halaman

Hantu Suluah

3. Hantu Suluah

Beredar cerita di masyarakat tentang hantu suluah yang berbentuk seperti percikan. Hantu ini melayang dan biasanya muncul setelah azan magrib hingga pagi. Konon, hantu ini merupakan wujud dari santet yang dikirim oleh dukun kepada korbannya.

4. Inyiak

Inyiak sebenarnya adalah istilah di keluarga Minangkabau yang merujuk pada orang yang dituakan atau kakek. Hal ini kemudian disangkutkan dengan ilmu gaib yang biasa dimiliki para tetua. Fenomena inyiak kemudian menjadi sesuatu hal yang tidak mengherankan.

5. Orang Bunian

Orang bunian adalah makhluk gaib yang berwujud menyerupai manusia. Mereka tinggal di tempat-tempat sepi, salah satunya rumah kosong.

Menurut cerita yang berkembang, orang bunian juga tinggal di hutan. Wujudnya adalah wanita cantik rambut panjang.

 

3 dari 3 halaman

Palasik Kuduang

6. Palasik Kuduang

Palasik merujuk pada seorang manusia yang mendalami ilmu hitam tinggi. Ilmu tersebut konon diturunkan melalui tujuh generasi.

Palasik biasanya muncul berupa kepala yang terbang terpisah tanpa tubuh. Sementara itu, istilah kuduang dalam bahasa Minang berarti terputus atau tercerai berai.

Palasik kuduang konon hobi mengisap ubun-ubun bayi sebagai tumbal. Masyarakat biasanya menangkal palasik kuduang dengan membuat jimat pelindung dari cengkih, kunyit, lada hitam, sirih Sinawal, bawang putih, dan pala yang dibundel bersama dan dipasang melingkar di leher bayi.

7. Siampa

Siampa konon menghuni bangunan-bangunan yang sudah lama ditinggalkan. Hantu ini juga ada di pohon-pohon besar.

Siampa muncul sebagai sosok siluet tinggi besar dengan mata merah. Menurut cerita yang beredar, siampa beraksi dengan mencekik manusia saat mereka tidur.

Orang yang diganggu siampa biasanya akan terbangun secara tiba-tiba kemudian merasa sulit bergerak dan berbicara. Selain itu, mata mereka akan melotot karena tidak bisa bernapas.

 

Penulis: Resla