Liputan6.com, Yogyakarta - Kampung Wayang Kepuhsari berada di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Masyarakat di Desa Kepuhsari masih melestarikan kebudayaan leluhur hingga sekarang, salah satunya wayang.
Mengutip dari dinaspdank.wonogirikab.go.id, masyarakat Desa Kepuhsari sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Selain bertani, masyarakat di desa ini memiliki pekerjaan lain sebagai perajin wayang kulit.
Selain dapat menunjang perekonomian masyarakat, keberadaan para perajin ini juga menjadi ciri khas Desa Kepuhsari. Dari sinilah, desa ini kemudian dikenal sebagai Kampung Wayang Kepuhsari. Hingga kini, Desa Kepuhsari masih menjadi sentra industri wayang kulit.
Advertisement
Menurut masyarakat setempat, kemampuan menatah wayang yang dimiliki para perajinnya sudah mengakar sejak lama. Sebanyak 80 persen masyarakat adalah perajin yang sudah profesional sebagai seniman tatah sungging. Bahkan, hampir setiap rumah memiliki satu anggota keluarga yang memiliki kemampuan menatah wayang kulit.
Baca Juga
Agar tetap menjaga kelestarian wayang kulit, sekolah-sekolah di sekitar desa ini juga menempatkan pelajaran menatah wayang sebagai muatan lokal. Tak heran karena masyarakat Desa Kepuhsari memang berupaya untuk selalu mengelola kesenian wayang kulit ini dengan baik.
Selain memasukkan dalam mata pelajaran muatan lokal, di desa ini juga telah dibangun beberapa sanggar yang menjadi pusat kegiatan berkesenian tatah sungging. Sanggar wayang juga menjadi tempat produksi wayang kulit yang nantinya dipasarkan ke berbagai wilayah.
Saat berkunjung ke Kampung Wayang Kepuhsari, wisatawan bisa berkeliling sambil melihat aktivitas para seniman saat membuat wayang. Wisatawan juga bisa berfoto dan membeli langsung produk wayang dari para seniman tersebut.
Pada awal 2019, Desa Kepuhsari mulai mencoba media baru dalam lukis wayang, yakni media kain dengan teknik membatik. Kegiatan membatik pun bisa menjadi tambahan penghasilan para perempuan dan ibu rumah tangga di Desa Kepuhsari.
Adapun kegiatan membatik wayang dilakukan rutin setiap akhir pekan di sanggar Desa Kepuhsari. Produk batik ini kemudian dikenal dengan nama batik Kampung Wayang.
Selain dengan media kulit, kesenian wayang di Desa Kepuhsari juga dituangkan dalam media lukis kaca. Sama halnya dengan menatah dan menyungging wayang, seniman lukis kaca memberikan pembelajaran melukis wayang kulit dengan media kaca.
Hasil belajar melukis kaca disempurnakan oleh seniman dan dibawa pulang sebagai souvenir oleh wisatawan. Desa Kepuhsari juga memiliki dalang-dalang kondang untuk memimpin pementasan wayang kulit.
Tentu saja, wisatawan juga bisa belajar memainkan wayang kulit langsung dari ahlinya. Tidak hanya teknik memegang wayang, wisatawan juga bisa belajar memainkan suara dan mendalami karakter masing-masing tokoh wayang.
Berbagai kesenian di Desa Kepuhsari ini akan terus dilestarikan karena sudah menjadi identitas dan ciri khas desa. Selain wayang kulit, Kampung Wayang Kepuhsari juga kaya akan kearifan lokal lain, seperti tradisi tahlil, kenduri, angklung, hadroh, seni gamelan, hingga reog.
Penulis: Resla