Sukses

Profil Satoru Mochizuki Pelatih Timnas Putri Indonesia yang Pernah Bawa Prestasi Tim Putri Jepang

Timnas putri Indonesia terakhir mencetak prestasi lolos ke Piala Asia Wanita 2022. Apakah ada perubahan di tangan Satoru Mochizuki?

Liputan6.com, Yogyakarta - PSSI resmi mengontrak Satoru Mochizuki untuk menjadi pelatih Timnas Putri Indonesia. Sang pelatih adalah pria asal Jepang yang berpengalaman menangani Timnas Putri Jepang di sejumlah ajang internasional termasuk FIFA World Cup dan Olimpiade.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan, alasan Satoru Mochizuki lantaran saat ini Tim Putri Indonesia mulai berkembang dengan pemainnya yang berlaga di luar negeri. Sehingga PSSI tak mau melewatkan kesempatan ini untuk terus menggenjot kualitas Timnas Putri.

Dikutip dari laman resmi PSSI, Satoru dikontrak untuk masa dua tahun. Sang pelatih pernah aktif sebagai profesional dengan memperkuat memperkuat klub liga 1 Japan Soccer League, Urawa Reds dan Kyoto Purple Sanga, serta klub divisi dua, Nippon Kokan di awal karier sepak bolanya.

"Penunjukan ini agar sepak bola putri kita juga bangkit dan membuktikan bahwa kami di PSSI tidak hanya fokus di putra saja. Mengapa langsung timnas? Karena saat ini, timnas putri kita punya pemain-pemain yang secara kualitas baik, dengan ada beberapa main di liga luar negeri. Jadi momentumnya lagi bagus dan harus kita manfaatkan," kata Erick Thohir, Selasa (20/2/2024).

Timnas putri Indonesia terakhir mencetak prestasi lolos ke Piala Asia Wanita 2022. Namun, Safira Ika Puteri dkk, gagal melaju ke fase gugur. Meski saat ini PSSI fokus pada timnas putri, namun Erick menyatakan tidak melupakan sisi pembinaan.

 

2 dari 3 halaman

Profil Satoru Mochizuki

Satoru Mochizuki lahir di Otsu, Shiga, Jepang, pada 18 Mei 1964. Klub pertama yang dibelanya adalah Shiga Prefectural Moriyama High School pada 1980. Itu adalah klub saat dia berada di sekolah setara SMA.

Setelah lulus, Satoru Mochizuki melanjutkan pendidikan ke Osaka University of Commerce. Di sana ia berseragam Osaka University yang berlaga di kompetisi antarakampus.

Lulus tepat waktu, Satoru Mochizuki terus menunjukkan kepiawaiannya mengolah si kulit bundar. Ia pun dikontrak klub Nippon Kokan (NKK) Soccer Club. Berkat usaha kerasnya, salah satu klub besar di Jepang Urawa Red Diamonds mempermanenkannya.

Pada 1988-1989, adalah masa keemasan Mochizuki. Ia bergabung dengan Timnas Jepang. Sayangnya ia tidak mendapat banyak penampilan.

Di usia yang cukup matang, pada 1995, Mochizuki berseragam. Kyoto Purple Sanga. Di klub tersebut, ia pun memutuskan gantung sepatu dua tahun berikutnya.

 

3 dari 3 halaman

Karier 

Jeda setahun setelah gantung sepatu, Mochizuki dipercaya untuk melatih Kyoto Purple Sanga. Namun tak lama berselang, Vissel Kobe meminangnya pada 2000. Namun di sana kariernya sangat pendek alias hanya setahun setelah pemutusan kontrak karena hasil yang tidak maksimal.

Selepas itu pun Mochizuki menangani tim usia muda Omiya Ardija pada 2005. Prestasinya di sana membuat dia dipercaya membesut tim nasional Jepang U-16 pada 2005.

Pada 2005 pula, ia dipilih sebagai instruktur pelatih pelatih federasi sepak bola Jepang (JFA). Berkat itu, pada 2006-2007, Mochizuki melatih tim junior Urawa Reds.

Hanya berselang beberapa tahun, JFA mempercayakan kursi pelatih Timnas Putri Jepang kepadanya sampai 2012. Saat itu mereka berhasil mendapat sejumlah prestasi yang membanggakan.

(Taufiq Syarifudin)