Â
Liputan6.com, Jakarta - Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu pagi (21/2/2024) pukul 07.17 WIB. Laporan Magma ESDM menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Semeru mencapai 500 meter di atas puncak, atau sekitar 4.176 meter di atas permukaan laut.
Baca Juga
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 100 detik.
Advertisement
Sebelumnya pada Selasa malam (20/2/2024), pukul 21.32 WIB dengan tinggi kolom abu teramati mencapai 600 m di atas puncak, atau 4.276 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 111 detik.
Masyarakat dan wisatawan yang ada di sekitar Gunung Semeru dilarang beraktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Â
Status Siaga Level III
Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sepanjang awal tahun 2024, Gunung Semeru tercatat sudah meletus sebanyak 59 kali. Hingga saat ini Gunung Semeru masih berstatus Siaga (Level III).
Â
Advertisement