Sukses

Kawasan Rancaekek-Jatinangor Diterjang Puting Beliung, Begini Imbauan BMKG untuk Warga

Angin puting beliung itu sudah menerjang pemukiman warga, pabrik, hingga pusat perbelanjaan di sekitar perbatasan Jatinangor-Rancaekek tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Kejadian angin puting beliung disertai hujan deras menerjang kawasan industri di Rancaekek-Jatinangor, Jawa Barat, Rabu (21/2/2024). Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 15.30 WIB.

Berdasarkan video amatir yang tersebar di media sosial X, terlihat amukan angin yang membuat lokasi di sekitarnya porak poranda.

Salah satu rekaman video menunjukkan bangunan pabrik Kahatex di kawasan Rancaekek mengalami kerusakan yang cukup parah.

Bahkan, di media sosial X, video angin puting beliung itu menjadi trending topic dengan tagar Rancaekek.

Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, angin puting beliung itu sudah menerjang pemukiman warga, pabrik, hingga pusat perbelanjaan di sekitar perbatasan Jatinangor-Rancaekek tersebut.

Dilaporkan, sedikitnya 10 unit rumah terdampak dan mengalami kerusakan akibat puting beliung di Kampung Situbuntu, Kecamatan Cimanggung. Total ada 49 jiwa atau 19 kepala keluarga terdampak. Selain itu, terdapat dua orang warga mengalami luka-luka.

BPBD Jabar masih berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sumedang untuk melakukan assessment di lapangan.

"Tim BPBD Jabar sudah ke lokasi kejadian. Relawan bersama aparatur setempat bergotong royong membersihkan sisa puing-puing reruntuhan dan membantu menebang pohon yang menghalangi jalan," kata Kasi Kedaruratan BPBD Jabar Hadi Rahmat dalam keterangan tertulis.

Dalam keterangan terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada di tengah cuaca ekstrim di sejumlah daerah. Terutama angin puting beliung yang sempat melanda Rancaekek-Jatinangor.

“Tetap waspada karena saat ini masih puncak musim hujan sehingga peluang ekstrim utamanya hujan lebat kadang disertai angin puting beliung masih berpotensi terjadi,” kata Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu.

Video Terkini