Liputan6.com, Purwakarta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengklaim angka pengangguran di wilayah ini trennya cenderung menurun sejak empat tahun terakhir. Kendati, sebenarnya selama ini minim dukungan dari pemerintah daerah setempat guna mengikis angka pengangguran tersebut.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Purwakarta, Didi Garnadi tak menampik hal itu. Memang, kata dia, sejauh ini jajarannya terbantu anggaran dari pemerintah pusat dalam program pengentasan pengangguran tersebut. Yakni, melalui beragam program pelatihan yang dibiayai APBN.
"Di 2024 ini, kami juga telah menyiapkan program pelatihan berbasis kompetensi (PBK). Tujuannya, untuk mencetak para pencari kerja yang berkualitas. Sumber anggarannya, itu dari APBN. Kalau dari APBD tidak ada," ujar Didi kepada Liputan6.com, Senin (26/2/2024).
Advertisement
Baca Juga
Didi menjelaskan, untuk pelatihan PBK sendiri itu siapkan di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK). Selama pelatihan, para peserta akan didorong untuk memiliki keahlian tertentu. Sehingga, mereka bisa langsung produktif selepas pelatihan.
"Untuk pelatihannya sendiri, 70 persen berupa pembekalan materi, sisanya pelatihan soft skill atau pembekalan etika," jelas dia.
Menurut dia, pembekalan etika ini sangat penting bagi peserta pelatihan. Tak hanya itu, para peserta ini pun wajib mengikuti pelatihan uji sertifikasi kompetensi. Supaya, selepas pelatihan nanti mereka sudah sesuai dengan standar kualitas kerja nasional.
Â
Disiapkan 22 Paket Pelatihan
Didi menuturkan, untuk 2024 ini ada 22 paket pelatihan yang disiapkan dinasnya bagi para pencari kerja. Khusus program pelatihan yang ada di BLK sendiri itu terbagi menjadi delapan kejuruan.
Adapun ke delapan kejuruan tersebut, kata dia, masing-masing pelatihan konten kreator, desain grafis, pelatihan menjahit, pelatihan LAS, pelatihan servis sepeda motor, servis mobil, pembuatan furniture, dan pelatihan instalasi listrik.
"Setiap kejuruan, itu kuotanya untuk 16 orang. Artinya, tahun ini kami menerima 352 orang yang berminat jadi peserta pelatihan," kata dia.
Adapun untuk pelatihannya sendiri, lanjut dia, selama 2024 ini akan dibagi menjadi tiga sesi. Untuk sesi pertama, telah digelar mulai hari ini dengan jumlah peserta sebanyak 112 orang.
Didi menambahkan, sebenarnya animo masyarakat cukup tinggi untuk mengikuti program pelatihan yang digelar Disnakertrans Kabupaten Purwakarta. Terbukti, selama proses pendaftaran untuk pelatihan sesi pertama saja misalnya, jumlah peminat sudah mencapai 863 orang.
"Sayangnya, kuota kita terbatas. Beruntung, selama ini ada support dari pemerintah pusat. Sehingga kami bisa berupaya menekan sekecil mungkin angka pengangguran ini memalui berbagai pelatihan," tegas dia.
Didi kembali menambahkan, para peserta yang lolos di sesi pertama ini akan mengikut pelatihan sesuai jurusannya selama satu bulan. Selama pelatihan, mereka pun akan mendapat beberapa fasilitas dari pemerintah termasuk makan, sertifikat pelatihan dan uang saku.
"Output dari program pelatihan ini, mungkin lebih ke peningkatan skill. Lebih dari itu, kami mendorong 75 persen dari peserta ini bisa langsung terserap industri dan sisanya menjadi pekerja mandiri," tambah dia.
Â
Advertisement
Kekurangan Instruktur Pelatihan
Didi menuturkan, sebenarnya saat ini jajarannya juga sedang muram. Pasalnya, selain soal dukungan anggaran, sejak lama instansinya kekurangan tenaga instruktur untuk kegiatan pelatihan di UPTD BLK. Padahal, setiap tahunnya pihaknya selalu mengusulkan untuk penambahan instruktur ASN ke BKPSDM setempat.
"Sejak lama BLK kekurangan instruktur. Sedangkan, instruktur ini diharuskan seorang ASN. Yang kita miliki saat ini hanya instruktur TIK dan prosesing produk furniture. Sedangkan, yang lainnya memberdayakan instruktur yang sudah pensiun atau diluar ASN," kata dia.
Padahal, kebutuhan instruktur ini sangat vital. Pasalnya, aktivitas BLK ini sangat padat. Sepanjang, 2024 saja banyak sekali pelatihan-pelatihan untuk mengupgrade skill warga Purwakarta, supaya memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia industri.
Akan tetapi, kondisi ini berbanding terbalik dengan minimnya tenaga instruktur ASN yang dimiliki. Contohnya, sampai saat ini BLK Purwakarta tidak memiliki instruktur menjahit, otomotif, las, kelistrikan, teknik manufaktur, barista, pengolahan ikan, dan juga pengolahan roti dan kue.
"Ini salah satu tantangan buat kita, satu sisi kita dituntut untuk memfasilitasi peningkatan skill, supaya warga Purwakarta dilirik industri ataupun mampu berwirausaha secara mandiri, namun sisi lain kita kekurangan SDM," ujarnya.
Terkait angka pengangguran di wilayahnya, Didi menambahkan, pihaknya merilis memang cenderung menurun sejak empat tahun terakhir. Sebagai contoh, tahun 2020 angka pengangguran masih di angka 11,7 persen dari jumlah angkatan kerja yang mencapai 432.428 orang.
Kemudian, di 2021 angka pengangguran ini mengalami menurun menjadi 10,7 persen dari jumlah angkatan kerja yang mencapai 438.371 orang. Selanjutnya, di 2022 lalu, angkanya kembali turun menjadi 8,75 persen.
"Di 2023 kemarin, angkanya juga kembali turun menjadi 7,72 persen," pungkasnya.