Liputan6.com, Palembang - Pembayaran nontunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Sumatera Selatan (Sumsel) kian gencar.
Dari data Bank Indonesia, transaksi QRIS di tahun 2023 mencapai 21,4 juta atau 160 persen dari target yang dipatok. Jumlah pengguna QRIS di Sumsel pun mencapai 1,3 juta atau meningkat sebanyak 510.361 pengguna baru.
Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Ricky P Gozali, saat membuka Capacity Building bersama Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel di Bandung Jawa Barat (Jabar), Kamis (22/2/2024) lalu.
Advertisement
Baca Juga
Dia berujar, peningkatan dari pengguna QRIS di Sumsel menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus tantangan baru bagi Bank Indoensia.
Karena tahun 2024 ini, volume transaksi sistem pembayaran digital melalui QRIS di Sumsel ditargetkan dua kali lipat dari tahun 2023.
"Realisasi di Sumsel mencapai 21,4 juta, sangat luar baisa. Tapi ada tantangannya di 2024 ini, target harus mencapai 28 juta pengguna,” ucapnya.
Ricky optimis target tersebut akan terealisasi di tahun 2024. Namun ada beberapa yang harus diperhatikan, seperti literasi masyarakat dan infrastruktur yang mendukung.
Dia menjelaskan, indeks inklusif di Sumsel saat ini cukup baik yakni di atas 80 persen, namun literasi masyarakat masih di angka 50 persen.
"Jika semua masyarakat paham pentingnya memiliki tabungan, tapi mereka tidak mengerti bagaimana produk keuangan ini berfungsi baik terhadap masyarakat, itu yang dimaksud literasi," katanya.
Terkait dengan Capacity Building bersama para wartawan di Sumsel, Ricky berujar jika Bank Indonesia menghadirkan dua narasumber yang berkompeten tentang yang akan menjelaskan terkait kebijakan Bank Indonesia, seperti moneter, sistem pembayaran dan lainnya.
Digitalisasi Sumsel
Kedua narasumber yakni Ekonom Senior Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Indriani Kartina dan Ekonom Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Fathahillah Dipanegara Wicaksana.
"Sumsel mempunyai potensi yang bisa digerakkan melalui sektor pariwisata, seperti hotel, UMKM, kuliner dan lainnya. Semuanya bergerak dan ekonomi akan bergulir dengan baik jika pariwisata berjalan dengan baik juga," katanya.
Deputi Perwakilan Bank Indonesia Sumsel M Latif mengungkapkan, perkembangan Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemda (IETPD) di Sumsel terus meningkat.
Di tahun 2023 lalu, seluruh pemerintah daerah (pemda) di Sumsel juga sudah memasuki kategori Pemda digital dan terus meningkat.
"Dari 13 kabupaten kota kategori digital, 5 di antaranya masuk kategori maju. Dan sekarang semua sudah digital," ujarnya.
Advertisement