Sukses

Akhir Bahagia Penantian 37 Tahun Difabel Musi Banyuasin

Muhammad Ali, difabel asal Musi Banyuasin Sumsel akhirnya mendapatkan bantuan dari Kemensos setelah 37 tahun menanti.

Liputan6.com, Palembang - Hari-hari mungkin terasa sama bagi Muhammad Ali, warga Jalan KH Ahmad Dahlan LK 1 Balai Agung Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel).

Tak banyak yang bisa dilakukannya sepanjang hidupnya. Hanya terlentang dan terbaring di lantai rumah kontrakannya yang berbahan kayu.

Sejak kanak-kanak, dia mengalami keterbatasan fungsi motorik organ tubuhnya, hingga hanya bisa terbaring di lantai saja. Sesekali Ali berusaha menggoyangkan badannya, untuk mengubah posisi telentang.

Saat dilahirkan, kondisi Ali seperti bayi normal pada umumnya. Namun memasuki usia 6 bulan, tubuh Ali mengalami kejang-kejang dan demam tinggi.

Hingga saat usia 9 bulan, orangtuanya sadar jika putra kesayangannya tersebut mengalami kelumpuhan di kedua kakinya.

Ali kecil juga tak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali dan hingga kini tidak bisa berbicara. Beruntungnya, dia mempunyai kedua orangtua yang penuh kasih sayang mengurusnya hingga saat ini.

Anak bungsu dari pasangan Rusli (73) dan Fatimah (63) ini ternyata mengidap cerebral palsy sejak kecil. Walau masuk dalam kategori difabel, orangtua Ali mengaku tak pernah dapat bantuan dari pemerintah sama sekali.

Apalagi kondisi perekonomian keluarganya yang jauh dari kata cukup, membuat Rusli yang menjadi tulang punggung keluarga, harus berjibaku menggowes becaknya untuk mendapatkan pundi-pundi uang.

“Untuk kebutuhan makan dan memandikan Ali, saya bergantian dengan istri. Sesekali Ali kami dudukan atau sandarkan supaya tidak bosan,” kata Rusli di rumah kayunya di Musi Banyuasin, Sabtu (2/3/2024).

Setelah menanti selama 37 tahun dan dipublikasi awak media, akhirnya Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan bantuan ke keluarga Ali

Kemensos melalui Sentra Budi Perkasa memberikan perhatian dan berbagai bantuan bagi M Ali dan keluarganya. Ali langsung dibawa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu di Musi Banyuasin.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Pengecilan Otak

Dia menjalani pemeriksaan, perawatan dan penanganan lanjutan. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Ali didiagnosis mengalami kondisi pengecilan otak, hingga kemunduran fungsi otak serta penurunan syaraf motorik.

Nursaenah, dokter RSUD Sekayu berkata, Ali sudah ditangani dengan pemberian obat kejang untuk tiga tahun ke depan, dengan konsumsi rutin dan teratur.

“Ali akan dilakukan kontrol medis dan terapi fisioterapi yang direncanakan diterapkan secara berkala di RSUD Sekayu,” katanya.

Akhirnya Sentra Budi Perkasa memberikan bantuan atensi kepada keluarga Ali, termasuk penambahan gizi, nutrisi, dan perlengkapan kebersihan.

Selain itu, Fatimah juga mendapatkan dukungan kewirausahaan berupa warung sembako dan menjual makanan ringan.

“Terima kasih Kemensos. Dukungan Kemensos sangat berarti bagi kami,” ungkapnya.