Liputan6.com, Jakarta - Rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adakan Seminar Fiqh Jenazah dengan dibimbing Pemateri Ustadz Muhammad Karim. Materi ini wajib diikuti oleh Siswa Siswi Sekolah Perkumpulan Amal Bakthi (PAB) yang bertempat di mushola, dengan mengusung tema “Maut itu pasti datang setiap yang bernyawa”.
Maut merupakan muara akhir dari sebuah kehidupan. Kata “menghadapi” di sini diartikan sebagian orang merasa tidak siap bahkan mempunyai rasa ketakutan tersendiri jika harus berhadapan dengan orang meninggal.
Hal ini dikarenakan beberapa faktor di antaranya, memiliki trauma terhadap fenomena kematian, tidak terbiasa menghadapi jenazah bahkan kurangnya pengetahuan seseorang dalam menghadapi jenazah. Padahal di dalam QS Ali-Imran ayat 185 telah dikatakan bahwa, “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati”.
Advertisement
Peran santri dalam membantu menggugurkan kewajiban umat muslim lainnya sangatlah diperlukan, salah satunya dengan cara berkontribusi dalam pemulasaraan jenazah. Maka dari itu belajar teori saja belum cukup untuk memahami tuntas mengenai tata cara pemulasaraan jenazah mulai dari adab memandikan, mengkafani, mensholati hingga menguburkan.
Dengan demikian tidak semua orang mampu dalam mengurus jenazah sesuai dengan yang diperintahkan oleh syariat Islam.
“Kalau kamu mau mendapatkan amal jariyah maka laksanakan Fardhu Kifayah, contohnya mengurus jenazah,” tutur Ustaz Muhammad Karim.
Zaman sekarang ini, mengurus jenazah sudah menjadi salah satu hal yang terabaikan. Padahal ilmu ini sangat penting untuk diketahui seorang muslim dan muslimah.
Contohnya jika ada masyarakat sekitar yang meninggal, otomatis ilmu ini sangatlah diperlukan dalam mengurus jenazah. Apalagi sebagai seorang santri dan para tholabul ilmi, harus benar-benar memahami soal mengurus jenazah mulai dari memandikan hingga menguburkan.
Pada seminar ini Ustaz Muhammad Karim juga mempraktikkan bagaimana cara mengkafani jenazah yang membuat peserta seminar semakin antusias untuk mendengarkan pemaparan materi.
“Kita itu harus berani menghadapi orang meninggal, mereka itu butuh kalian untuk membantu memandikan, mengkafani, mensholati hingga menguburkan, kalau seandainya tidak ada yang merawatnya maka dosalah semua umat muslim. Jangan sampai hal itu terjadi,” tuturnya.
“Dengan adanya seminar fiqh jenazah ini semoga dapat memotivasi siswa dan siswi dapat berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai tata cara menangani jenazah yang baik dan benar sesuai dengan syariat Islam. Serta memberikan pendidikan dan ilmu pengetahuan siswa siswi agar dapat menghormati jenazah,” ujarnya.