Liputan6.com, Kabupaten Nduga - Melalui proses yang panjang dan tidak mudah, perjuangan prajurit TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG Mobile Yonif 411/Pandawa Kostrad akhirnya bisa mewujudkan bangunan gereja yang sangat dinanti warga.
Kehadiran TNI di wilayah Kabupaten Nduga sudah bertahun-tahun. Namun baru kali ini kehadiran mereka tak menakutkan bagi warga.
Adalah pasukan Yonif 411/ Pandawa Kostrad yang bermarkas di Salatiga, mampu mengubah pandangan bahwa prajurit TNI bukan hanya memburu pengganggu keamanan saja. Dikomandani Letkol Inf Subandi, S.E.,M.I.P pasukan Kostrad lebih banyak bergaul dan menyatu dengan warga.
Advertisement
Menurut Letkol Subandi, ia dan pasukannya sudah 9 bulan bertugas. Mereka ditempatkan di Kota Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga
"Kami memilih program teritorial untuk menyatu dengan masyarakat. Bukan lagi sekadar bertempur. Bahkan sebisa mungkin pertempuran kami hindari jika bisa ditempuh jalan dialog," kata Letkol Subandi.
Program teritorial yang disebut mulai dari yang remeh semacam Pos Senyum hingga pemasangan solar cell dan pembangunan gereja.
"Untuk pos Senyum, selain mewajibkan petugas jaga untuk ramah dan bersahabat juga harus mendatangkan senyum kebahagiaan bagi warga," katanya.
Itulah sebabnya, banyak tugas menjaga kenyamanan warga dilakukannya. Membagikan paket kebutuhan pokok sehari-hari, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, menjadi guru bagi anak-anak, dan masih banyak hal.
"Syukurlah masyarakat mulai percaya dan mendukung kami. Mereka mengaku merasa aman dari gangguan keamanan kelompok bersenjata," katanya.
Masyarakat juga mulai interaksi secara aktif dengan Pasukan Pandawa Kostrad. Anak-anak juga sering bermain sehingga pihaknya mendatangkan mainan anak-anak dari Jawa agar anak-anak merasa kerasan. Pos TNI yang dulu ditakuti, berubah menjadi tempat favorit warga, mulai sekadar ngopi bersama, canda, dan berbagi cerita serta keluhan.
"Ini juga menyehatkan mental prajurit sehingga tak merasa sepi jauh dari keluarga," kata Letkol Subandi.
Puncaknya adalah persembahan dua bangunan gereja untuk warga Kenyam. Satu gereja bagi warga Kristen, satu bangunan bagi warga Katolik. Dua gereja ini terwujud menjelang selesainya masa tugas Pasukan Yonif 411/Pandawa Kostrad di Kenyam.
Â
Mengapa Sulit Bangun Gereja?
Sekilas sederhana dan tak sulit mewujudkan dua unit gereja. Namun ini menjadi sulit karena mendatangkan bahan bangunan ke Kabupaten Nduga sangat tidak mudah. Proses pengiriman yang panjang, biaya kirim juga tidak murah, dan tantangan keamanan yang harus di hadapi.
"Yang repot adalah hanya sedikit yang bersedia menjual bahan bangunan dan bersedia mengirim. Kalau untuk di sekitar toko atau di Jawa tentu lebih mudah. Ini kami mendatangkan dari luar pulau, sangat sulit dan sangatama serta mahal," kata Letkol Subandi.
Setelah dikerjakan selama 40 hari, akhirnya dia gereja ini diserahkan dan diresmikan penggunaannya. Sengaja diberi nama Pandawa karena warga yang meminta dan ingin mengingat sejarah baik yang ditorehkan pasukan ini.
Dua gereja itu diberi nama Gereja Siloam Pandawa di Kenyam dan Gereja Santo Damian Pandawa di Batas Batu.
1 Maret 2023, Gereja Siloam Pandawa yang berada di tengah Kota Kenyam, bangunannya secara resmi diserahkan Komandan Satgas Yonif 411/Pandawa Kostrad Letnan Kolonel Inf Subandi kepada masyarakat melalui Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Nduga Jhon Beon dengan memberikan kunci gereja.
Peresmiannya dilakukan oleh Pj Bupati Nduga Edison Gwijangge yang hadir bersama pejabat Pemerintah Kabupaten Nduga, Dandim 1706/Nduga Letkol Inf Hulisda Melala, Wakapolres Nduga, Kapos Elang IV, Danpos Mandala, para Pendeta, dan masyarakat.
"Kami sampaikan ucapan banyak-banyak terima kasih kepada Satgas Mobile Yonif 411/Pandawa Kostrad dan Komandan Satgas Letkol Subandi. Hari ini kami terharu dan bahagia inilah Kemanunggalan TNI-Rakyat yang sesungguhnya, tidak main-main dua gereja sekaligus dibangun di Kabupaten Nduga satu di Kenyam, satu lagi di Batas Batu," kata Pj Bupati Nduga Edison Gwijangge.
Edison menyebut baru pertama kali Satgas TNI di Nduga membangun gereja untuk masyarakat, hal ini baginya sangat luar biasa dan bukti nyata bahwa TNI hadir di Kabupaten Nduga mampu menjadi solusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan masyarakat.
Â
Â
Advertisement
Kata Warga
Hal serupa disampaikan Ketua Lembaga Masyarakat Adat, Jhon Beon. Ia mengapresiasi upaya TNI mendatangkan material berkualitas untuk mewujudkan Gereja tersebut.
"Kami, seluruh masyarakat Kabupaten Nduga, daerah Kenyam, mengucapkan terima kasih kepada Satgas Mobile Yonif 411/Pandawa Kostrad, Komandan Kolonel Inf Yarnedi Mulyadi yang punya program Gereja Untuk Papua. Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih, wa wa wa," katanya.
Gereja kedua diserahkan Satgas Mobile Yonif 411/Pandawa Kostrad menjelang pasukan itu ditarik ke markas dari wilayah Nduga bawah. Gereja kedua yakni Gereja Santo Damian Pandawa kepada masyarakat di Batas Batu, Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga.
Peresmian gereja di hadiri oleh Kepala Suku Daniel Menja, Pastor Siprianus Vlory Lana Koten, Kepala Kampung Mumugu, tokoh Masyarakat dan sekitar 400 orang masyarakat Batas Batu.
Masyarakat menyambut dengan mengacungkan jempol kepada petugas Pos Kout Batas Batu dan Pos Dermaga Amor setelah melihat sebuah gereja telah berdiri kokoh karya para prajurit Kostrad yang dikerjakan dengan masyarakat.
Kunci gereja diserahkan oleh Letkol Subandi kepada Pastor Siprianus Vlory Lana Koten, kemudian pengguntingan pita tanda peresmian di lakukan bersama-sama dengan suka cita
Peresmian dua gereja ini disertai makan bersama. Pasukan Pandawa telah menyiapkan 500 porsi makan, 500 paket sembako, bantuan pendidikan untuk anak-anak Sekolah Rimba Mumugu, dan PAUD Santa Theresia Kecil Mumugu.
Â
Â
Â