Sukses

Waspada Banjir Susulan, Pemprov Sultra Tangani Tanggul Longsor Hingga Mitigasi Potensi Rob

Banjir Kota Kendari, disebabkan tanggul jebol hingga merendam 3000 pemukiman warga.

Liputan6.com, Kendari - Banjir menerjang 3.000 lebih rumah warga di Kota Kendari, 7 Maret 2023. Sekitar 1.000 kepala keluarga sempat mengungsi, sedangkan ratusan rumah rusak parah.

Hingga hari ini, ratusan warga masih kesulitan membersihkan endapan lumpur. Sedimentasi akibat lumpur, bisa mencapai 30 sentimeter di beberapa rumah warga paling terdampak.

Selain itu, puluhan titik ruas jalan dan tanggul mengalami kerusakan akibat banjir. Pantauan di lokasi, pihak Pemprov Sultra menemukan, ada lima titik tanggul jebol dan rusak di wilayah Kota Kendari.

Kelimanya yakni, Ruas Jalan S Parman, Sungai Teplan Benubenua, Sungai Lasolo, Kali Kampung Salo, Sungai Bonggoeya Pasar Panjang Kendari. Kelima titik tanggul jebol ini, jadi salah satu penyebab utama banjir meluap dari sungai dan merendam pemukiman.

Diketahui, Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto bersama Kepala Balai Wilayah Sungai IV Sulawesi turun langsung memantau lima titik. Andap Budhi menegaskan, akan segera memperbaiki kelima titik tanggul jebol.

"Kita upayakan, perbaiki dan kembaikan ke fungsinya," kata Andap.

Andap mengidentifikasi, dua lokasi pemukiman terparah dari 10 kecamatan yang terkena dampak banjir. Keduanya yakni, Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Barat dan Kelurahan Kampung Salo, Kecamatan Kendari.

"Kedua lokasi ini, sempit akses masuknya ke dalam untuk alat berat. Jadi, kami akan gunakan peralatan manual untuk akses masuk dan perbaikan," kata Andap.

Kepala BWS IV Sulawesi Andi Umar Dani mengatakan, pihaknya akan mendukung langkah Pemprov Sultra. Namun, banyaknya titik kerusakan dan akses yang sulit, menyebabkan pihaknya akan memilah skala prioritas.

"Selain lokasi banyak, dana kami juga terbatas. Namun, kami akan koordinasi dengan PUPR Kota Kendari, agar mengutamakan skala prioritas mana yang paling membahayakan masyarakat," ujar Andi Umar Dani.

Kadis Sumber Daya Air dan Bina Marga Sulawesi Tenggara Pahri Yamsul mengatakan, pihaknya akan segera mengatasi lima daerah kritis. Kata Pahri, pasca banjir pihaknya sudah mengirimkan excavator, truck dan mobil pengangkut untuk membersihkan sampah di lokasi banjir.

"Untuk normalisasi sungai jangka panjang, secara teknis, kami sudah memantau kondisinya, laporan terkait kondisi sungai akan kami laporkan untuk segera ditindaklanjuti," pungkas Pahri.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Fenomena Super New Moon dan Mitigasi Banjir Rob

Penjabat Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto, mengakui banjir Kendari berdampak besar bagi msyarakat. Andap mengatakan, masyarakat harus paham bagaimana memitigasi banjir dan bencana alam. Salah satunya, dengan bisa membaca cuaca dan potensinya terhadap lingkungan sekitar.

Saat ini, pihak Pemprov berkoordinasi dengan Kepala Stasiun Meteorologi Sultra, Sugeng Widarko dan Kepala Stasiun Klimatologi, Aris Yunatas.

Stasiun Meteorologi dan Klimatologi Sultra, menginformasikan, pertama yaitu Bibit Siklon Tropis_ berdampak signifikan terhadap peningkatan kecepatan angin. Kondisi ini akan berpengaruh pada tinggi gelombang di beberapa wilayah perairan.

Kedua, fenomena Super New Moon atau fase Bulan Baru, yang bersamaan dengan Perigee ( jarak terdekat bulan ke bumi ). Fenomena ini berdampak pada peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum, yang berpotensi memicu banjir pesisir (rob) di wilayah pesisir Sultra.

Ketiga, peta Streamline menunjukkan wilayah Sultra terdapat fenomena belokan angin (Shearline) dan adanya pertemuan dua massa udara (konvergensi). Kondisi ini dapat memicu potensi hujan lebat, disertai angin kencang dan guntur.

Andap Budhi mengingatkan, seluruh instansi siaga di seluruh wilayah Sultra.

"Seluruh stakeholders segera lakukan koordinasi untuk mitigasi dan menyiapkan langkah antisipasi, sehingga dampak dari bencana dapat diminimalisir dan lakukan respon cepat bencana terhadap laporan warga," katanya.

Andap juga mengingatkan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, termasuk bagi para nelayan. Dia berharap, nelayan dan masyarakat pesisir lebih mencermati info dan prakiraan yang disampaikan MKG Sultra sehingga lebih waspada dan siap. Pada rapat yang sama, Andap menegaskan kepada para Kepala Perangkat Daerah untuk memiliki quick respon time apabila terjadi bencana banjir rob di Sultra.

Andap menegaskan lima langkah darurat, yakni :

1. Dinas Sosial : penyiapan dapur umum, dan tenda pengungsi;

2. Dinas Kesehatan : pendirian tenda darurat, berikan layanan medis, dan siapkan mobil keliling untuk pelayanan kesehatan;

3. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang : penyediaan tandon air bersih di titik-titik potensi banjir;

4. BPBD : pembuatan tenda pengungsi, pengerahan tangki mobil air, intens koordinasi dengan TNI/Polri, segera melakukan assesment dan melaporkan korban terdampak, serta menyediakan toilet _portable_ di tenda pengungsi;

5. Satpol PP : kesiapan personel untuk menolong korban apabila terjadi bencana.