Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulaknologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Lewotobi Perempuan dan Inielika menjadi Normal atau Level I.
Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, Gunung Lewotobi Perempuan, diturunkan dari Level II (Waspada) ke Level I (Normal) terhitung mulai tanggal 16 Maret 2024 pukul 12.00 Wita lalu.
"Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Perempuan dan pengunjung atau wisatawan agar membatasi aktivitas (tidak berlama-lama) dan tidak bermalam di area kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun," ujar Hendra dalam keterangannya ditulis Bandung, Selasa, 19 Maret 2024.
Advertisement
Hendra mengatakan selain itu masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Perempuan harus mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Pemerintah Daerah setempat diimbau senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Perempuan di Desa Nawakote Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung.
"Tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Perempuan akan dievaluasi kembali secara berkala atau jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dan rekomendasi Gunung Lewotobi Perempuan ini tetap berlaku selama surat/laporan evaluasi berikutnya belum diterbitkan," kata Hendra.
Sebelumnya, berdasarkan hasil evaluasi aktivitas Gunung Lewotobi Perempuan periode 1-15 Maret 2024 yakni gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut, asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timur. Suhu udara sekitar 20-30 derajat Celcius.
Jenis gempa yang terekam selama periode 1-15 Maret 2024 yaitu 27 kali gempa Tektonik Lokal dan 43 kali gempa Tektonik Jauh.
"Dari pengamatan visual dan pemantauan instrumental, kegempaan pada Gunung Lewotobi Perempuan didominasi oleh gempa tektonik yang fluktuatif," ungkap Hendra.
Pada periode ini, jumlah gempa tektonik meningkat dari periode sebelumnya. Tidak terekam adanya gempa-gempa vulkanik yang mengindikasikan belum ada suplai magma yang menuju ke permukaan.
Â
Evaluasi Aktivitas Vulkanik Gunung Inielika
Sementara itu, untuk Gunung Inielika yang berada di Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur statusnya diturunkan dari Level II (Waspada) menjadi Level I (Normal) terhitung mulai tanggal 16 Maret 2024 pukul 11.00 Wita.
"Dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak berada, beraktivitas dalam radius 500 meter dari kawah puncak Gunung Inielika," terang Hendra.
Hendra meminta masyarakat dan pengunjung, wisatawan tidak berada atau beraktivitas di lokasi tembusan gas serta lokasi sumber air panas karena konsentrasi H2S dan SO2 yang tinggi dan berbahaya.
Sedangkan untuk masyarakat di sekitar Gunung Inielika diharap tenang tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Inielika dan mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan BPBD Kabupaten Ngada.
"Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten, dan instansi terkait agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Inieika Desa Turamuri, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," ungkap Hendra.
Hendra menuturkan sejak terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di Bulan Oktober 2023 hingga saat ini (Maret 2024) secara visual kondisinya normal, tidak terlihat adanya perubahan visual di kawah dan juga tidak terlihat munculnya asap dari kawah puncak.
Dalam tingkat aktivitas normal, kegempaan Gunung Inielika didominasi oleh Gempa Tektonik Lokal (TL) dan Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan rerata dua kejadian perhari.
"Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan rata-rata kurang dari satu kejadian perhari dan tidak terjadi setiap hari," ujar Hendra.
Di Bulan Oktober 2023 terjadi peningkatan jumlah gempa Vulkanik Dalam (VA) yang signifikan, yang dapat mengindikasikan terjadinya perekahan batuan di kedalaman oleh adanya tekanan magma atau fluida.
Namun setelah itu jumlah gempa Vulkanik Dalam (VA) menurun secara bertahap dan saat ini jumlah gempa Vulkanik Dalam (VA) rata-rata kurang dari satu kejadian perhari dan tidak terjadi setiap hari.
"Jumlah gempa Tektonik Lokal (TL) maupun Tektonik Jauh (TJ) sejak Bulan Januari 2023-Maret 2024 pada umumnya normal reata dua kejadian perhari kecuali pada saat gempa Tektonik Terasa, namun adanya gempa Tektonik Terasa ini tidak berpengaruh terhadap jumlah gempa Vulkanik Dalam maupun Dangkal," tutur Hendra.
Sedangkan suhu air panas di Tukapela dan Gou Wololika masih berada di kisaran normal yaitu 50 derajat Celcius dan 46 derajat Celcius.
Variasi perubahan suhu yang kecil disebabkan oleh perubahan intensitas curah hujan yang dapat mempengaruhi debit air tanah atau air panas yang keluar.
"Dalam tingkat aktivitas normal, konsentrasi H2S, dan SO2 di lokasi air panas Tukapela, Tembusan gas Boba dan Tanawau selalu tinggi dan di atas ambang batas yang berbahaya sehingga masyarakat disarankan untuk tidak berada di lokasi-lokasi tembusan gas tersebut," sebut Hendra.
Advertisement