Liputan6.com, Bandung - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Barat menyebutkan harga lima kebutuhan pokok masyarakat kompak mengalami kenaikan seperti berbagai jenis cabai, kentang, telur, dan daging ayam.
Menurut Ketua APPSI Jawa Barat Nandang Sudrajat, harga kenaikan berbagai jenis cabai, kentang, telur dan daging ayam di berbagai daerah cukup bervariasi kemungkinan akibat tingginya permintaan.
Baca Juga
"Cabai rawit yang merah itu kan sudah menyentuh Rp90-Rp100 ribu per kilo di beberapa tempat. Awalnya ukurannya sebulan yang lalu masih tinggi cuma masih di kisaran Rp40-Rp50 ribu sekarang sudah nyentuh Rp90-100 ribu per kilo. Semua jenis percabean naik lah pokoknya mah," ujar Nandang saat dihubungi Liputan6.com ditulis Bandung, 20 Maret 2024.
Advertisement
Nandang mengaku kenaikan harga berbagai jenis cabai saat ini sudah tidak normal. Bahkan, katanya, untuk harga jual cabai bulan lalu yaitu di kisaran Rp40-Rp50 ribu kilogram sudah dianggap tinggi.
Namun, karena kebutuhan dan masyarakat yang sudah tidak memedulikan harga jual menjadikan berbagai jenis cabai ini tidak mengalami kendala dalam penjualan.
"Kalau cabai kenaikannya sudah enggak normal tapi karena memang gejolak harga sudah seperti itu orang-orang jadi maklum. Masyarakat sudah tidak memperhatikan kenaikan harga ini dengan terpaksa," kata Nandang.
Sementara untuk harga jual kentang mengalami kenaikan dibandingkan sebulan lalu. Harga jual kentang rerata Rp40 ribu per kilogram dari harga awal Rp30 ribu per kilogram.
Kenaikan harga kentang sebut Nandang, disebabkan harga kentang di sentra perkebunan seperti di Garut naik harganya 20-30 persen.
"Saya mendapat info bahwa harga kentang tinggi karena petaninya bergeser bercocok tanam jadi ke cabai. Sehingga kurang pasokannya tapi untung ke petani dapat rezeki. Mereka pintar melihat peluang pasar," ucap Nandang.Â
Untuk harga telur, tambah Nandang, di tingkat pengecer dipatok Rp32 ribu per kilogram. Awalnya harga jual telur di pengecer Rp25 ribu per kilogram.
Nandang menjelaskan permintaan telur sangat tinggi sebelum bulan Ramadan 2024 atau puasa. Kemungkinan besar adanya pembelian skala besar untuk disimpan hingga Lebaran 2024.
"Ada informasi industri kue menyetok telur untuk ramadan dan menjelang lebaran. Para pelaku industri ini bersiap untuk memproduksi kue tanpa kendala. Karena kue nastar tahan sampai setahunan juga kan," ungkap Nandang.Â
Sedangkan untuk daging ayam kini dijual Rp40-Rp43 ribu per kilogramnya. Awalnya dijual di bawah Rp30 ribu kilogram di pedagang pasar tradisional.
Nandang mengaku sebelum adanya kenaikan harga ini, ketersediaan di sentra daging ayam 200-300 kilo per hari. Itu pun masih tersisa 75 kilogram, sehingga dijual besok hari.
"Nah kalau sekarang ketersediaan daging ayam sebanyak 300 kg habis dalam setengah hari. Itu pun permintaan yang tinggi meski harganya terus-terusan naik. Bahkan, penyedia daging ayam ini punya rencana memesan dari daerah luar Jawa Barat dulu untuk memenuhinya," tukas Nandang.Â
Organisasi Pedagang Ingatkan Pemerintah soal Kenaikan Harga
Dicuplik dari kanal Bisnis, Liputan6.com, sebelumnya organisasi serupa dengan APPSI yakni Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) memperingatkan Pemerintah agar mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan pokok menjelasng hari raya Idul Fitri 2024.
Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan, menjelaskan, ada tiga fase kenaikan harga bahan pokok selama bulan suci ramadhan. Yakni fase pertama 7 hari menjelang awal ramadhan. Pada fase ini sejumlah komoditas sudah mengalami kenaikan, diantaranya minyak goreng curah dikisaran Rp 16.000 per kg.
Selanjutnya, cabai rawit merah mengalami penurunan, tetapi masih terbilang mahal yakni dikisaran Rp 76.000 - 77.000 per kg. Lalu, cabai merah besar bahkan tembus hingga Rp 100.000 per kg, dan cabai merah keriting Rp 80.000 per kg.
Kemudian ada bawang putih yang terus merangkak naik ke level Rp 43.000 sampai Rp43.500 per kg.
Namun, memasuki minggu kedua dan ketiga ramadhan, harga bahan pokok akan kembali melandai atau mengalami penurunan. Tapi kata Reynaldi, yang dikhawatirkan itu pada fase kedua, yakni 7 hari menjelang hari Raya Idul Fitri. Oleh karena itu, Pemerintah perlu menyiapkan antisipasinya.
"Tetapi fase kedua perlu diantisipasi pemerintah saat memasuki idulfitri biasanya 7 hari menjelang Idul Fitru itu terjadi lonjakan harga bahan pokok," kata Reynaldi kepada Liputan6.com, Rabu (13/3/2024).
Kemudian, pasca Idul Fitri atau lebaran, harga bahan pokok juga akan mengalami kenaikan. Lantaran masyarakat sudah kembali dari mudik dan menjalankan aktivitas rumah tangga, namun pasokannya terbatas lantaran pedagang pasar belum berjualan dengan normal.
"Biasanya H+7 ada lonjakan (harga pangan) lagi karena pedagang yang pulang kampung dia belum bisa beraktivitas berdagang di pasar, sementara masyarakat kita yang kembali ke aktivitas seperti biasa ini membutuhkan pasokan kebutuhan rumah tangganya," pungkasnya.
Advertisement
Harga Sembako Naik pada Awal Puasa
Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengaku tak heran terjadi kenaikan permintaan dan kenaikan harga sembako atau bahan pokok pada awal bulan suci ramadhan.
"Beberapa komoditas pangan memang mulai mengalami lonjakan harga, karena memasuki fase pertama di bulan ramadhan. Ada tiga fase, fase pertama ialah 7 hari menjelang memasuki bulan suci ramadahan dan ini terjadi puncak-puncak nya," kata Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan, kepada Liputan6.com, Selasa (12/3/2024).Pada fase pertama ini, IKAPPI mencatat sejumlah komoditas pangan masih mengalami lonjakan harga, diantaranya minyak goreng curah dikisaran Rp 16.000 per kg.
Selanjutnya, cabai rawit merah mengalami penurunan namun masih terbilang mahal yakni dikisaran Rp 76.000 - 77.000 per kg. Lalu, cabai merah besar bahkan tembus hingga Rp 100.000 per kg, dan cabai merah keriting Rp 80.000 per kg.
IKAPPI juga mencatat harga beras masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 16.000 sampai Rp16.500 untuk jenis beras premium, sedangkan medium itu dikisaran Rp14.500 per kg.
"Nah, ini fase pertama lonjakan harga bahan pokok di ramadhan, nanti akan terjadi penurunan atau melandai harga-harga di dua pekan sampai tiga pekan selama bulan ramadhan karena terjadi penurunan," pungkasnya.
Â
Awal Ramadhan 2024, Harga Beras hingga Cabai Masih Mahal
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, per 12 Maret 2024 sejumlah harga bahan pangan masih mengalami kenaikan diawal ramadhan tahun ini.
Dikutip dari Panel Harga Badan Pangan, harga beras masih di atas HET, diantaranya harga beras premium rata-rata harga nasional dikisaran RP 16.630 per kg, dan beras medium Rp 14.370 per kg.
Diketahui, Pemerintah melalui Bapanas menerapkan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium. Ini diberlakukan sementara mulai 10 Maret sampai 23 Maret.
Relaksasi HET beras premium yang diberlakukan sementara ini menyasar pada 8 wilayah. HET disesuaikan menjadi adanya selisih lebih Rp 1.000 per kilogram (kg) dibandingkan HET sebelumnya.
Pada wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan diberlakukan relaksasi HET beras premium menjadi Rp 14.900 per kg dari HET sebelumnya di Rp 13.900 per kg.
Kemudian wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Kepulauan Bangka Belitung relaksasi HET beras premium diberlakukan Rp 15.400 per kg dari HET sebelumnya Rp 14.400 per kg.
Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, relaksasi HET beras premium di Rp 15.400 per kg dari HET sebelumnya Rp 14.400 per kg. Ini juga berlaku sama di wilayah Nusa Tenggara Timur dengan relaksasi HET beras premium Rp 15.400 per kg dari HET sebelumnya Rp 14.400 per kg.
Sementara untuk wilayah Sulawesi, relaksasi HET beras premium menjadi Rp 14.900 per kg dari HET sebelumnya Rp 13.900 per kg. Untuk wilayah Kalimantan, relaksasi HET beras premium menjadi Rp 15.400 per kg dari HET sebelumnya Rp 14.400 per kg.
Terakhir, untuk wilayah Maluku, relaksasi HET beras premium menjadi Rp 15.800 per kg daripada HET sebelumnya Rp 14.800 per kg. Relaksasi HET beras premium untuk wilayah Papua juga persis sama dengan wilayah Maluku.
Advertisement