Liputan6.com, Bali - Makepung adalah tradisi balapan kerbau yang menjadi puncak kegembiraan masyarakat agraris di Jembrana, Bali. Tradisi yang memacu adrenalin ini sekaligus menjadi salah satu ikon kebudayaan Bali yang sangat unik.
Mengutip dari laman Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) Bali, tradisi makepung sudah ada sejak zaman dahulu. Hingga kini, makepung masih dilestarikan dan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat.
Makepung yang dikenal sebagai lomba pacu kerbau khas Jembrana ini adalah tradisi agraris yang menjadi salah satu penyeimbang keberadaan subak sebagai organisasi pengelolaan air. Adapun nama makepung berasal dari bahasa Bali makepung-kepungan yang berarti berkejar-kejaran.
Advertisement
Baca Juga
Dalam penyelenggaraannya, kerbau-kerbau akan dihias dan dirias sedemikian rupa dengan menggunakan kain warna-warni dan dikalungi gerondongan (gongseng besar). Saat kerbau-kerbau tersebut berjalan akan terdengar bunyi layaknya alunan musik.
Bekerja dengan cara gotong royong, para pemilik kerbau akan menaiki dan duduk di atas lampit dengan didorong sepasang kerbau. Kerbau-kerbau itu akan berlari secepat mungkin di atas lintasan.
Bagi masyarakat Jembrana, makepung bukan sekadar balapan kerbau biasa. Tradisi ini memiliki makna mendalam dan dianggap sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa atas hasil panen yang melimpah. Mekepung juga menjadi ajang untuk mempererat persaudaraan antarwarga dan menunjukkan kegigihan serta semangat pantang menyerah.
Dalam sektor pariwisata, makepung juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal inilah yang membuat makepung masih terus dilestarikan hingga kini.
Â
Penulis: Resla