Sukses

Film Kiblat Tuai Kontroversi, MUI Beri Teguran

Film horor Indonesia bertajuk "Kiblat" saat ini menuai kontroversi. Tidak hanya mendapatkan kritikan dari publik film tersebut juga mendapatkan teguran dari MUI.

Liputan6.com, Bandung - Film horor Indonesia bertajuk “Kiblat” saat ini tengah menjadi sorotan publik karena menuai banyak kontroversi. Meskipun film tersebut belum sempat tayang di bioskop kritikan dari publik muncul setelah poster yang digunakan untuk promosi beredar di antara masyarakat.

Diketahui poster tersebut memperlihatkan seseorang yang mengenakan mukena terlihat seperti sedang kerasukan ketika rukuk. Namun bukan menunduk seperti rukuk melainkan tampak menengadah dan berteriak.

Publik juga memberikan kritikan terhadap judul filmnya yaitu “Kiblat” yang mempunyai arti mendalam bagi umat muslim. Karena hal tersebut film horor Kiblat dinilai telah mencemarkan dan mengeksploitasi agama.

Pihak produksi filmnya yaitu Leo Pictures saat ini telah menarik promosi film tersebut dari media sosialnya. Sebagai informasi banyak tokoh agama yang memberikan kritikan terkait poster hingga judul film Kiblat.

Mereka menilai poster dan judul tersebut tidak etis untuk agama Islam dan dinilai mencemarkan agama. Misalnya saja tokoh agama sekaligus Penulis Hilmi Firdausi mengutarakan pandangannya terkait film tersebut di media sosial X (sebelumnya Twitter).

Dengan segala hormat kepada para produser film Indonesia, tolong hentikan membuat film horor seperti film Kiblat ini. Sama sekali tdk mendidik, bahkan membuat sebagian orang jadi takut sholat…dulu kejadian yg sama terjadi pada sekuel film makmum, khanzab dsj,” ucapnya.

2 dari 4 halaman

Mendapatkan Teguran MUI

Tidak lama dari kontroversi tersebut pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) langsung memberikan tanggapan terkait film Kiblat. Salah satunya tanggapan dari Ketua MUI Bidang Fatwa Prof Asrorun Niam Sholeh.

Pihaknya menegaskan bahwa penggunaan istilah dan simbol keagamaan harus digunakan pada tempat yang pas. Terutama adanya sejumlah film horor yang menggunakan istilah dan atau unsur Agama Islam dalam judulnya.

“Prinsipnya, kita harus menggunakan istilah dan/atau simbol agama pada tempatnya yang pas,” kata Niam mengutip dari Antara.

Kemudian Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Muhammad Cholil Nafis sempat memberikan tanggapan tentang film tersebut di media sosialnya. Terutama menyoroti poster dan judul filmnya.

Saya tak tahu isi filmnya, maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya serem ko’ judulnya Kiblat ya. Saya buka-buka arti Kiblat hanya Ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” kata Cholil pada Minggu (24/3/2024).

Cholil Nafis juga berpendapat jika upaya penggunaan istilah atau simbol agama kerap dimainkan oleh para pebisnis untuk meraup untung. Ia juga menilai film tersebut tidak pantas di edar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama.

Kalo ini benar, sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama. Maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” ujarnya..

3 dari 4 halaman

Tanggapan Lembaga Sensor Film

Lembaga Sensor Film (LSF) turut memberikan tanggapan terkait film Kiblat yang saat ini jadi perhatian. Wakil Ketua LSF Ervan Ismail menuturkan bahwa Lembaga Sensor Film belum memberikan keterangan “lulus sensor” pada film tersebut.

Pihaknya menyebutkan bahwa film Kiblat sudah mengajukan peninjauan sejak Februari 2024. Namun LSF belum memberikan keputusan lulus sensor karena masih dalam proses peninjauan dan menyebutkan ada beberapa hal yang harus diperbaiki dari film tersebut.

“Ada beberapa poin yang memang perlu untuk diperbaiki atau disesuaikan. Misalnya seperti CGI sebenarnya belum utuh sebagai sebuah film jadi masih diperbaiki,” ucapnya.

Ervan mengakui bahwa ada beberapa hal yang turut mempengaruhi namun pihaknya tidak bisa mengungkapkan penyebab tersebut. Pihak LSF juga diketahui masih menunggu pemilik film akan memperbaiki film Kiblat terlebih dahulu atau tidak.

Pasalnya perbaikan dalam film tersebut diperlukan agar film tersebut utuh dan bisa ditinjau ulang untuk mendapatkan status lulus sensornya.

“Kami masih menunggu proses itu,” kata Ervan.

4 dari 4 halaman

Sinopsis Film Kiblat

Film Kiblat merupakan film horor yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo dan diperankan oleh aktor populer Yasmin Napper, Arbani Yasiz, hingga YouTuber Ria Ricis. Kemudian film ini diproduksi oleh rumah produksi Leo Pictures.

Film Kiblat menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Ainun (Yasmin Napper) yang tinggal di kampung bersama uwanya atau kakak orang tuanya. Perempuan tersebut tidak pernah mengetahui siapa orang tua kandungnya.

Suatu hari Ainun mengagumi pemimpin padepokan sakti di Kampung Bumi Suwung bernama Abah Mulya. Sosok Abah Mulya diceritakan sebagai orang yang sakti dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit hingga menggandakan uang.

Karena merasa kagum Ainun dan sahabatnya Rini (Ria Ricis) kerap meniru gaya dari Abah Mulya. Namun situasinya langsung berubah setelah Abah Mulya meninggal dunia dan Ainun mengetahui fakta bahwa sosok yang ia kagumi ternyata ayah kandungnya.

Ainun mulai mencari tahu lebih dalam tentang Abah Mulya di Padepokannya dan melalui pencariannya ia justru menemukan hal yang mengganjal. Mulai dari tidak pernah adanya orang yang azan dan salat.

Sejak itu Ainun mengetahui sosok yang ia kagumi dan ayah kandungnya tersebut justru mengajarkan kesesatan dan menjauhkannya dari Kiblat. Ia pun berusaha untuk bisa melepaskan diri dari aliran sesat tersebut.