Sukses

Misteri Hutan Jati Donoloyo Wonogiri, Jangan Ambil Apa pun di Sini 

Setelah melakukan perjalanan beberapa waktu, Sunan Kalijaga akhirnya sampai di Hutan Jati Donoloyo.

Liputan6.com, Wonogiri - Hutan Jati Donoloyo merupakan salah satu lokasi yang dikeramatkan di Kabupaten Wonogiri. Jawa Tengah. Berbagai kisah mistis di hutan ini juga telah menjadi rahasia umum banyak orang sejak zaman dahulu.

Hutan Jati Donoloyo berlokasi di Desa Watusomo, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Menurut laporan humas.wonogirikab.go.id, hutan ini terdiri dari ratusan pohon jati tua. Bahkan, ada pohon jati tua yang berusia 500 tahun.

Pada masa awal perkembangan agama Islam di Jawa, para wali ingin mendirikan sebuah masjid sebagai sentral syiar agama. Masjid ini berlokasi di Demak yang memang merupakan pusat berkembangnya agama Islam.

Para wali kemudian mengutus Sunan Kalijaga mengembara untuk mencari pohon yang akan digunakan sebagai tiang Masjid Agung ini. Berkat karamah atau kesaktiannya, Sunan Kalijaga pun dapat melihat bayangan sebuah pohon besar yang bahkan dapat dilihat dari Demak.

Merasa bayangan ini berasal dari sebuah pohon besar yang sedang dicarinya, Sunan Kalijaga pun mencari asal bayangan pohon tersebut. Dalam pencariannya, Sunan kalijaga akhirnya menuju arah selatan Jawa, hingga tiba di sebuah hutan jati di seberang sungai.

Sunan Kalijaga kemudian beristirahat dan mendirikan sebuah masjid. Kini, masjid tersebut dikenal dengan nama Masjid Tiban Wonokerso di Baturetno.

Sunan Kalijaga kemudian meneruskan perjalanannya ke arah timur laut karena bayangan pohon yang dicarinya belum ketemu. Setelah melakukan perjalanan beberapa waktu, Sunan Kalijaga akhirnya sampai di Hutan Jati Donoloyo.

Ternyata, di sanalah asal-usul bayangan pohon yang bisa terlihat hingga ke wilayah Demak itu. Sambil berucap syukur, Sunan Kalijaga pun menebang pohon jati induk ini untuk dijadikan tiang utama Masjid Agung Demak.

Adapun sisa pangkal (pok) pohon jati kini menjadi petilasan atau punden. Terdapat beberapa pohon jati berukuran raksasa di sekitar petilasan tersebut.

Rata-rata pohon tersebut berdiameter lebih dari 1 meter, sehingga menambah aura spiritual yang kuat. Pohon jati tertua diberi nama Jati Petruk dan Jagal Abilawa yang memiliki diameter cukup besar.

Konon, petilasan ini kerap dikunjungi untuk bermunajat dengan Tuhan atau sekadar menenangkan batin. Kini, Hutan Jati Donoloyo telah ditetapkan sebagai Cagar Alam Donoloyo oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah yang mencakup area kurang lebih 9,2 hektare.

Hutan ini juga telah menjadi destinasi wisata dengan area parkir yang cukup luas dan dilengkapi bangunan untuk beristirahat. Namun, pengunjung dilarang mengambil apapun dari hutan ini.

Bahkan, masyarakat tak ada yang berani membawa pulang bagian pohon yang sudah tumbang. Hal ini karena masyarakat percaya bahwa membawa pohon, ranting, daun, atau apa pun dari hutan ini akan celaka.

Bahkan secara magis, barang-barang tersebut akan kembali ke tempat semula. Hingga sekarang, kepercayaan ini masih begitu kuat dan tak seorangpun berani mengambil apapun dari Hutan Jati Donoloyo.

 

Penulis: Resla