Liputan6.com, Palembang - Angka kemiskinan di Indonesia masih terus jadi sorotan pemerintah pusat, terutama penurunan tingkat kemiskinan ekstrem dari tahun ke tahun.
Per tahun 2023 lalu, tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai 1,12 pesen berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Angka tersebut menurun sekitar 0,92 persen dari periode Maret 2022 lalu.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Selatan (Sumsel) Regina Ariyanti berkata, angka kemiskinan ekstrem di Sumsel hanya berada di angka 1,29 persen.
"Masih ada peluang untuk mencapai 0 persen, dengan berbagai strategi yang dilakukan," ucapnya dalam acara Musrembang RPJPD ‘Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Sumatera Selatan 2025-2045’ di Novotel Palembang, Selasa (2/4/2024).
Beberapa langkah yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel yakni melakukan bedah rumah ke rumah warga yang tidak layak huni, berdasarkan by name by address.
Pemprov Sumsel juga masih mengandalkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) hingga pasar murah ke 17 kabupaten/kota di Sumsel.
GSMP sendiri adalah program untuk mengubah pola masyarakat yang awalnya konsumtif jadi lebih produktif. Warga diajak untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk ditanam kebutuhan dapur, seperti cabai, bawang dan sayur-sayuran.
"Salah satu indikator penurunan kemiskinan ekstrem adalah memberikan rumah layak. Kita juga terus melakukan GSMP dan pasar murah," katanya.
Dari laman balitbangnovdasumsel.com, GSMP diklaim mampu mengurangi pengeluaran masyarakat untuk belanja kebutuhan pangan, dengan cara menyediakan sendiri pangan protein, buah dan sayur secara mandiri.
Gerakan tersebut juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi terjadinya inflasi ekonomi, asupan gizi terpenuhi dan menuntaskan masalah stunting.
Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fathoni berujar, rencana daerah 20 tahun ke depan akan menjadi pedoman rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan.
"Provinsi harus berdasarkan dari rencana pembangunan jangka panjang di tingkat nasional. Kita bersyukur melalui 20 tahun lalu, capaian provinsi Sumsel banyak menciptakan keberhasilan bersama, tapi ada beberapa tugas yang harus dikerjakan," ujarnya.
Â
Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
Pelaksana harian (Plh) Direktur Keuangan Daerah Kemendagri Horas Maurits Panjaitan berkata, kemiskinan ekstrem perlu segera ditekan, dari upaya, langkah dan koordinasi daerah ke pusat. Pemerintah pusat menargetkan tahun 2024 ini, tingkat kemiskinan ekstrem harus bisa di angka 0 persen atau zero persen.
Ada strategi percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Yakni pengurangan beban pengeluaran masyarakat, salah satunya memastikan kelompok miskin ekstrem mendapatkan program-program perlindungan sosial.
Lalu, peningkatan pendapatan masyarakat yakni peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan pendapatan atau akses terhadap pekerjaan dan penyediaan infrastruktur dasarh, mulai dari peningkatan iklim investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan.
"Penurunan jumlah kantong kemiskinan juga, melalui peningkatan akses terhadap layanan dasar, kesehatan gizi, penyediaan SPAM,perbaikan jalan dan meningkatkan peran daerah dan pemangku kepentingan," ujarnya.
Direktur ICRAF Indonesia sekaligus Koordinator Proyek Land4Lives Andre Ekadinata, ICRAF Indonesia menjalankan program Land4Lives yang didukung oleh Kedutaan Besar Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC) dengan merencanakan RPJPD untuk 20 tahun ke depan.
Advertisement
Dampak Perubahan Iklim
Yang harus diperhatikan adalah masa lalu, kondisi saat ini dan potensi tantangan masa depan. Seperti perubahan iklim yang tidak bisa teratasi, bisa membawa dampak negatif. Tidak hanya isu lingkungan, tapi juga kemanusiaan.
"Ada empat hal yang harus dipertimbangkan agar ekonomi bisa berjalan di tengah perubahan iklim. Apalagi seperlima pertumbuhan ekonomi bergantung pada perikanan," ungkapnya.
Empat hal tersebut yakni ketersediaan lahan yang perlu diperhatikan dan harus ada solusi agroforestry. Lalu Sumsel harus memastikan perubahan iklum, seperti ekosistem gambut yang menyimpan karbon yang sangat besar. Jika tidak dikelola dengan baik, akan berdampak luar biasa ke Sumsel.
Ada juga ketahanan pangan, di mana ketakutan besar semua negara di dunia ketika produktifitas pangan terganggu. Salah satunya dengan mengembalikan pengetahuan pangan lokal di sekiitar, termasuk ke generasi muda.
"Kesetaraan gender juga harus diperhatikan. Karena perubahan iklim tidak akan sama dampaknya untuk laki-laki dan perempuan. Momentum penting ini harus memperhatikan strategi yang tepat. Apalagi Sumsel memiliki peluang besar menjadi pelopor pembangunan hijau di negeri ini," ungkapnya.