Sukses

Garis Keras Sambernyawa Ajak Tahanan Polresta Surakarta Buka Puasa Bersama

Suporter Garis Keras Sambernyawa Surakarta mengajak puluhan tahanan titipan Polresta Surakarta berbuka puasa bersama.

Liputan6.com, Solo - Momentum bulan ramadan menjadi ladang berbuat kebaikan, salah satunya yang dilakukan oleh suporter Yellow Card Garis Keras Sambernyawa. Basis suporter Persis Solo itu menggelar buka puasa bersama para tahanan titipan Polresta Surakarta yang dititpkan di Mako Brimob Surakarta. Sebanyak puluhan nasi kotak disiapkan komunitas suporter tersebut untuk berbuka puasa dengan para tahanan yang tidak bisa menjalankan puasa bersama keluarga mereka.

Koordinator Yellow Card Garis Keras Sambernyawa, Andre Koko mengaku ide mengadakan buka puasa bersama tahanan titipan tersebut untuk membatu para tahanan bisa menikmati santapn berbuka bersama-sama denga petugas jaga kepolisian dan para pendukung Garis Keras Persis Solo tersebut. 

"Awal mula saya punya ide seperti ini waktu ngabuburit, tetapi sudah banyak anak kuliah pada membagikan takjil di jalan raya. Akhirnya saya berpikir gimana caranya saudara-saudara di Yellow Card GK1923 bisa berbagi?," kata pria yang akrib disapa Koko itu kepada Liputan6.com, Rabu (3/4/2024).

2 dari 4 halaman

Memanusiakan Manusia

Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan-rekannya terciptalah ide untuk mengadakan buka bersama dengan para tahanan titipan di Polresta Surakarta. Terlebih setelah Koko berkomunikasi dengan petugas jaga di ruang tahanan sementara Polresta Surakarta diizinkan berbagi, meski mereka tidak diizinkan untuk mengambil dokumentasi apapun bersama para tahanan.

"Waktu forum saya mempuyai usulan gimana kalau kita agendakan bukber bersama para tahanan. Alhamdulillah semua anggota setuju. Alasan saya buka bersama tahanan karena saya sudah merasakan betapa susahnya di balik jeruji besi apalagi saat momen bulan ramadan," ujar dia.

Ia menyebut ada sekitar 50 an kotak nasi lengkap dengan lauk pauknya diantarkan ke ruang tahanan sementara yang berada di Mako Brimob Polres Surakarta. Meski tak diizinkan langsung berbuka dengan para tahanan, Koko berharap nasi kotak yang mereka kirimkan tersebut bermanfaat untuk mereka di dalam tahanan.

"Seharusnya yang di jeruji besi bisa buka bersama keluarga tapi apa daya jeratan hukum menimpa para tahanan dan tidak bisa buka puasa dengan keluarga tercinta. Kita mencoba memanusiakan manusia," ucap dia.

3 dari 4 halaman

Berbagi Takjil

Usai memberikan puluhan nasi kotak untuk para tahanan dengan petugas polisi yang jaga, anggota Yellow Card Garis Keras Sambernyawa tersebut meminta izin berbuka puasa di depan Mako Brimob Polres Surakarta. Lokasi depan Mako yang bebas untuk siapa aja melintas itu dimanfaatkan oleh mereka membagikan sisa nasi kotak kepada tukang becak dan pengguna jalan.

"Karena tidak bisa makan bersama dengan tahanan, kita makan di depan Mako Brimob dan membagikan nasi kotaknya ke tukang becak. Kita makan di sini tidak apa-apa, sudah diizinkan oleh petugas asal tidak membuat keributan dan menjaga kebersihan," pungkas dia.

Sementara itu, terpisah komunitas suporter dari kawasan sektor timur Garis Keras Sambernyawa membagikan puluhan takjil di bawah fly over Palur.

Koordinator acara Sector Timur Berbagi Takjil, Eric Perkasa mengaku kegiatan bagi takjil kepada pengguna jalan di sekitaran fly over Palur itu diikuti oleh komunitas Garis Keras Sambernyawa yang berada dari kawasan timur. Acara berbagi takjil itu juga sukses digelar dan mendapat respon sangat baik dari pengguna jalan. 

4 dari 4 halaman

Jeda Kompetisi Liga 1

"Sumber dananya patungan dari semua anggota di kawasan timur Garis Keras Sambernyawa. Dana yang terkumpul dalam 1 hari kita siapkan beberapa jenis takjilnya dan dikemas. sekitar jam 4 sore kami berkumpul di fly over Palur, menjelang magrib baru kita bagikan takjil-takjil ini," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

Pria yang juga capo kelompok suporter Garis Keras Sambernyawa tersebut mengaku momentum bulan ramadan mereka gunakan untuk menepis anggapan buruk tentang stigma negatif tentang suporter yang dianggap sebagai biang kerusuhan. Hal itu, menjadikan mereka berbondong-bondong berbuat kebaikan untuk membersihkan nama suporter yang banyak dikenal tidak baik oleh masyarakat umum.

"Ini (bulan Ramadan) jadi momen paling pas untuk kami melakukan kegiatan-kegiatan positif, pelan-pelan menghapus stigma buruk masyarakat kepada kami para suporter. Terlebih saat ini Liga 1 masih jeda karena Piala Asia," ungkap dia.

Â