Liputan6.com, Semarang - Mahasiswa Sekolah Vokasi Undip Program Studi (Prodi) Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) bersama Prodi Sarjana Terapan Rekayasa Perancangan Mekanik (RPM) berkesempatan mendapatkan beasiswa pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) tahun 2024.
Ketua Prodi TRKI Sekolah Vokasi Undip, Mohamad Endy Julianto, S.T, M.T mengatakan kesempatan didapat setelah ada kesepakatan kerjasama dengan Kementerian Pertanian.
Baca Juga
“Prodi TRKI dan RPM Vokasi Undip dipilih oleh Direktorat Jenderal Perkebunan karena kompetensi dosen dan tenaga pendidik," kata Endy.
Advertisement
Kesesuaian program SDMPKS ini didasari kurikulum di TRKI dual system dengan konsentrasi pada tiga mata kuliah pilihan diantaranya oleopangan dan oleokimia sawit.
Beasiswa sawit ini pendanaannya didukung dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Peserta seleksi adalah putra/putri petani, perkebunan atau pekerja industri/bisnis kelapa sawit baik sektor hulu atau hilir dari SMA jurusan IPA atau dari SMK sejenis.
Beasiswa meliputi biaya pendidikan, biaya hidup, buku, sertifikasi kompetensi dan transportasi dari tempat asal (pp satu kali). Informasi lebih lanjut mengenai proses seleksi dapat dilihat mulai tanggal 5 April 2024 di www.beasiswasdmsawit.id atau melalui nomer WA. 087873476434, 085219391389, dan 082122125605.Â
Sementara itu Ketua Prodi RPM Sekolah Vokasi Undip, Sri Utami Handayani S.T., M.T., mengatakan, program beasiswa ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, profesionalisme, kemandirian, dan daya saing stakeholder kelapa sawit, serta meningkatkan kemampuan teknis, manajerial, kewirausahaan stakeholder kelapa sawit.
"Prodi Rekayasa Perancangan Mekanik mendorong sepenuhnya program beasiswa kelas kerjasama berbasis sawit ini," kata Sri Utami.
Inisiasi kerjasama antara SV Undip dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI tersebut sebelumnya, telah menghadirkan narasumber Dirjen Perkebunan Andi Nur Alam Syah, S.TP, M.TÂ yang diwakilkan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan Ir. Hendratmojo Bagus Hudoro, M.Sc dalam kuliah tamu.