Liputan6.com, Bengkulu - Kondisi alur pintu masuk Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu saat ini mengalami pendangkalan. Aktivitas keluar masuk barang khususnya untuk kebutuham pengiriman komoditas ekspor melalui jalur laut terganggu.
Menurut salah seorang pengusaha ekspor barang yang menggunakan jasa pelabuhan, alur pintu masuk pelabuhan Pulau Baai Bengkulu sangat tidak representatif untuk digunakan jasanya. Posisi alur tersebut diperkirakan hanya beberapa meter saja atau dalam perkiraan di bawah 6 meter Low Water Spring (LWS).
"Kami kesulitan jika mendatangkan kapal berkapasitas angkut di atas 10.000 ton," ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (5/4/2024).
Advertisement
Baca Juga
Jika dipaksakan untuk mendatangkan kapal kargo berukuran 10.000 ton itu, mereka terpaksa menggunakan jasa lain, sebab proses muat barang (loading) melalui kompayer pelabuhan hanya bisa memuat maksimal 3-5 ribu ton saja. Sisanya harus menggunakan jasa tongkang untuk dimuat menggunakan pola transhipment di laut lepas. "Biaya loading menjadi bengkak," lanjutnya.
Selain kondisi alur yang dangkal, para sopir kendaraan angkutan barang juga mengeluhkan kondisi jalan menuju stokpile penumpukan. Kondisi rusak parah di beberapa titik dengan lubang menganga yang besar dan dalam sering membuat kendaraan rusak dan mengakibatkan kemacetan panjang.
"Jika ada yang rusak, kami sangat tersiksa dengan macet dan antrian," ungkap Agus salah seorang sopir angkutan Batu Bara dan Cangkang Kelapa Sawit dari pabrik dan tambang ke pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Â
Â
Jawaban Pelindo
Terkait keluhan para pengusaha pengguna jasa pelabuhan Pulau Baai terkait pendangkalan alur pintu masuk pelabuhan. PT Pelindo II Cabang Bengkulu sebagai operator pengelola mengakui bahwa saat ini memang terjadi pendangkalan karena kondisi alam.
General Manejer Pelindo Reional II Bengkulu S Joko mengatakan, terjadinya pendangkalan atau sedimentasi tinggi itu disebabkan kondisi cuaca yang sangat buruk beberapa waktu terakhir ini. Sehingga mengganggu operasional pelabuhan khususnya arus keluar masuk kapal menuju dermaga.
"Sedimentai tinggi ini mengakibatkan pendangkalan yang sangat cepat," ujar Joko.
Para pihak khususnya stakeholder bisa bersabar dan memberikan dukungan kepada Pelindo untuk secepat mungkin bisa mengatasi kondisi tersebut. Perawatan berkala berupa pengerukan alur memang dilakukan setiap tahun sesuai kebutuhan opeasional pelayaran.
"Kami terus berkoordinasi dengan pimpinan di Jakarta, semoga segera ada solusinya," pungkas S Joko.
Pelindo mengelola pengiriman barang melalui sistem curah cair berupa produk minyak kelapa sawit (Crude Pal Oil/CPO), Curah kering berupa produk pertambangan jenis Batu Bara, produk perkebunan berupa cangkang kelapa sawit serta pengiriman barang dengan menggunakan kontainer.
Â
Advertisement