Sukses

Saat Dandim Manado Buka Puasa bersama Keluarga Pengawal Imam Bonjol di Minahasa

Di Masjid Imam Bonjol, Dandim 1309/Manado bersilaturahmi sekaligus berbuka puasa bersama keluarga besar keturunan pengawal Tuanku Imam Bonjol, seorang ulama dan Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat yang dibuang oleh Belanda di Minahasa.

Liputan6.com, Minahasa - Pada hari ke-26 Ramadan, Jumat (5/4/2024), Dandim 1309/Manado Kolonel Inf Himawan Teddy Laksono SIKom MTr (Han) melakukan Safari Ramadan di Masjid Imam Bonjol, Desa Lota, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulut.

Di Masjid Imam Bonjol, Dandim 1309/Manado bersilaturahmi sekaligus berbuka puasa bersama keluarga besar keturunan pengawal Tuanku Imam Bonjol, seorang ulama dan Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat yang dibuang oleh Belanda di Minahasa. 

Meski sempat diguyur hujan, sejak sore hari sekitar pukul 16.00 Wita, sejumlah warga mulai mendatangi Masjid Imam Bonjol yang letaknya berhadapan dengan Makam Tuanku Imam Bonjol.

Beberapa saat menjelang buka puasa, Himawan Teddy Laksono mendatangi masjid. Dia disambut oleh Imam Masjid Imam Bonjol Tahrang Sahri, dan salah satu keturunan pengawal Imam Bonjol bernama Nurdin Popa.

Dandim 1309/Manado kemudian berbincang-bincang dengan jemaah di masjid itu, sambil menanti datangnya waktu berbuka puasa. Berbagai hidangan ringan tersedia mulai beragam kue seperti balapis, lalampa, juga buah segar.

Saat waktu berbuka tiba, doa dipanjatkan. Jemaah kemudian menikmati beragam hidangan itu dalam suasana kesederhanaan dan eratnya kekeluargaan . Setelah itu, Dandim 1309/Manado bersama jemaah menjalankan salat magrib. 

“Di hari Jumat yang penuh barokah, saya bersama anggota melaksanakan Safari Ramadan di Desa Lota, dan bersama keluarga besar dari pengawal Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol,” ujar Himawan Teddy Laksono.

Kolonel Teddy, sapaan akrab Dandim 1309/Manado, kemudian memaparkan alasan pihaknya melakukan Safari Ramadan di Masjid Imam Bonjol Lota.

Menurutnya, di hari yang suci hari Ramadan, pihaknya juga wajib mengingat jasa-jasa dan perjuangan para pahlawan.

“Sehingga di sini kami bersama, melaksanakan buka bersama, beribadah untuk mempererat kegiatan dari pembinaan teritorial. Kemanunggalan ini kita bentuk, dan ikatan dengan masyarakat menjadi semakin kuat,” papar Kolonel Teddy.

Sementara itu, Imam Masjid Imam Bonjol Lota, Tahrang Sahri menyampaikan apresiasi atas kehadiran Dandim 1309/Manado. Menurutnya, baru kali ini ada pejabat TNI dan Polri yang bersilaturahmi di Masjid Imam Bonjol. 

“Pertama kami seluruh Jemaah Masjid Imam Bonjol mengapresiasi kehadiran Bapak Dandim di masjid kami ini. Alhamdulilah dari pejabat TNI Polri, baru Pak Dandim yang bersama-sama bisa bersilaturahmi dengan kami di Masjid Imam Bonjol Lotta,” tutur Tahrang Sahri.

Dia mengaku, sangat senang dan bangga bisa didatangi serta dikunjungi. Menurutnya, di bulan Ramadan yang penuh berkah ini salah satu amalan juga bagaimana saling silaturahmi.

“Mudah-mudahan bisa silaturahmi lagi, menjaga ukhuwah Islamiah antar kita sesama umat Islam. Sekali lagi bulan Ramadan ini bulan penuh berkah. Macam-macam berkah pahala kita bisa dapatlan di bulan ramadhan yang suci ini,” tuturnya.

Apresiasi kepada Dandim 1309/manado juga disampaikan oleh Ketua Badan Takmir Masjid (BTM) Imam Bonjol Lota Aris Laeladi. Dia juga berharap, kegiatan serupa bisa menjadi sebuah tradisi.

“Alhamdulilah Pak Dandim 1309/Manado sudah berkenan hadir untuk melaksanakan kegiatan Safari Ramadan di Masjid Imam Bonjol. Kiranya tahun-tahun ke depan bisa dijadikan sebuah tradisi, supaya ke depan lebih solid dan kompak,” ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Sejarah Imam Bonjol di Minahasa

Terkait keberadaan keluarga keturunan pengawal Imam Bonjol di daerah itu, Nurdin Popa menuturkan, Tuanku Imam Bonjol merupakan Pahlawan Nasional asal Minangkabau, Sumatera Barat, yang diasingkan oleh Belanda ke Minahasa bersama seorang pengawalnya.

“Imam Bonjol wafat pada 6 Nopember 1864, dan dimakamkan di Desa Lota,” ujar Nurdin Popa.

Di desa yang terletak di perbatasan Kota Manado itu, kini bermukim lebih kurang 50 kepala keluarga yang merupakan keturunan dari pengawal Imam Bonjol yang bernama Apolos Minggu. Karena Imam Bonjol tidak menikah di Minahasa, sehingga tidak memiliki keturunan di wilayah itu.

“Saya merupakan keturunan kelima dari Apolos Minggu. Garis keturunan ini melalui ibu saya,” ujar Nurdin Popa.