Sukses

Banjir dan Longsor Terjang Kota Bitung, Ribuan Warga Terdampak

Banjir dan longsor melanda Kota Bitung, Sulawesi Utara, akibat hujan deras yang berlangsung lama.

Liputan6.com, Bitung - Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama sejak, Sabtu (6/4/2024), menyebabkan banjir dan tanah longsor di Kota Bitung, Sulut, pada Minggu (7/4/2024). Peristiwa ini berdampak pada tujuh kecamatan yang ada di Kota Bitung sejak pukul 01.00 Wita.

"Banjir dan longsor menghantam kampung saya di Pulau Lembeh, Bitung. Ada beberapa ruas jalan yang terputus," ujar Meikel, salah satu warga Pulau Lembeh.

Dia mengatakan, akibat hujan deras yang mengguyur sejak akhir pekan itu, sejumlah wilayah di pulau tersebut terendam banjir. Kondisi itu diperparah dengan terjangan tanah longsor di beberapa lokasi.

"Hingga Senin pagi, warga masih was-was. Apalagi cuaca buruk masih melanda wilayah Sulut," ujarnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan pada pukul 20.08 Wita, tujuh kecamatan terdampak antara lain, Kecamatan Lembeh Utara, Kecamatan Maesa, Kecamatan Madidir, Kecamatan Girian, Kecamatan Aertembaga, Kecamatan Ranowulu dan Kecamatan Matuwari.

"Berdasarkan pendataan sementara yang berhasil dihimpun, sebanyak 550 kepala keluarga atau 1.786 jiwa warga yang berada di tujuh kecamatan tersebut terdampak. Sebagian warga dilaporkan memilih mengungsi ke tempat kerabat yang lebih aman," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Dia mengungkapkan, sejumlah insfrastruktur alami turut alami imbas dari kejadian itu, yaitu 437 unit rumah terendam, lima unit rumah rusak berat dan 11 unit rumah rusak sedang.

"Satu fasilitas pendidikan terdampak dan beberapa akses jalan tertimbun longsor," ujarnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung dan tim gabungan langsung terjun ke lokasi terdampak guna melakukan pendataan, memberikan bantuan permakanan dan melakukan pembersihan material longsor dengan menggunakan alat berat.

"BNPB mengimbau kepada warga dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah, mengingat saat ini sejumlah wilayah masih memasuki musim penghujan," ujarnya.