Sukses

Modernisasi C130 Hercules Millik Kemhan RI, PTDI Teken Kontrak Rp2,1 Triliun

Kontrak pengadaan modernisasi C130 Hercules antara PTDI dengan Kemhan RI tersebut telah terhitung efektif per tanggal 2 Februari 2024 lalu.

Liputan6.com, Bandung - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali dipercaya oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) untuk melaksanakan berbagai pekerjaan modernisasi pertahanan, salah satunya perawatan dan modernisasi pesawat C130 Hercules dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI AU sebagai penjaga utama keamanan wilayah udara Indonesia.

Menurut Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, kontrak pengadaan modernisasi C130 Hercules antara PTDI dengan Kemhan RI tersebut telah terhitung efektif per tanggal 2 Februari 2024 lalu.

Modernisasi C130 Hercules itu antara lain untuk pengerjaan beberapa pesawat dengan lingkup pekerjaan penggantian Center Wing Box Replacement (CWBR) dan Avionic Upgrade Program (AUP), termasuk kegiatan overhaul engine & propeller, dengan total nilai pekerjaan sebesar USD 150 Juta atau setara ± Rp2,1 Triliun.

"Dengan telah efektifnya kontrak modernisasi C130 Hercules tersebut, maka selanjutnya sudah dapat diperhitungkan sebagai kontribusi peningkatan aktivitas di sektor manufaktur yang akan memberikan dampak bisnis dan menjadi indikator kemajuan industri pelakunya, dalam hal ini PTDI," ujar Gita dalam siaran medianya diitulis Bandung, Jumat, 12 April 2024.

Gita mengatakan dalam pengerjaannya, PTDI bekerja sama dengan beberapa partner untuk penyediaan Center Wing Box dan pekerjaan Avionic Upgrade, dengan demikian dapat terbentuk perluasan ekosistem rantai pasok dan diperolehnya alih teknologi yang dapat diserap secara progresif dan dikuasai secara menyeluruh, melalui program modernisasi alutsista ini.

Kerja sama yang dilakukan tersebut merupakan bentuk kesiapan PTDI dalam mengimplementasikan keberhasilan program kerja modernisasi C130 Hercules, serta bentuk keterlibatan PTDI dalam mendorong kemandirian industri pertahanan dan peningkatan kekuatan militer Indonesia.

Gita menyebutkan ditunjuknya PTDI sebagai pelaksana pekerjaan penggantian Center Wing Box Replacement dan Avionic Upgrade, termasuk kegiatan Overhaul Engine & Propeller ini sejalan dengan mandat Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) yang menekankan agar Defend ID, Holding BUMN Industri Pertahanan, termasuk PTDI didalamnya untuk menjadi ujung tombak kemandirian sekaligus bertransformasi membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat dan modern.

"Juga melakukan penguasaan teknologi dan manufaktur komponen terkini berbasis teknologi dual-use dengan membangun kerja sama global seluas-luasnya," kata Gita.

Gita mengaku hal ini searah juga dengan perintah Presiden Jokowi yang memerintahkan agar kebijakan belanja pertahanan Indonesia bergeser menjadi investasi pertahanan jangka panjang yang dirancang sistematis, dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan.

Sehingga kemandirian industri pertahanan serta terciptanya sistem pertahanan negara yang lebih kuat, maju dan mandiri dapat terwujud.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Pencapaian Kontrak Bagi PTDI

Di samping perannya dalam mendorong kemandirian industri pertahanan, PTDI juga berupaya membuat inovasi dan strategi bisnis baru, termasuk perluasan pasarnya di luar negeri, yang kemudian secara paralel juga dapat menghasilkan multiplier effect yang manfaatnya dapat terasa bagi kemajuan industri pertahanan nasional di pasar global.

Torehan kontrak baru senilai USD 1 Miliar di akhir tahun 2023 merupakan sejarah pencapaian kontrak terbesar bagi PTDI, dimana hal tersebut dapat menjadi modal bagi PTDI untuk perbaikan kedepan dan keberlangsungan usaha/sustainability.

Beragam macam kontrak yang diperoleh dari Kemhan RI, baik kontrak pengadaan baru pesawat CN235 dan N219 untuk end user TNI AD, maupun kontrak pemeliharaan dan perawatan helikopter milik Penerbad, juga kontrak jual beli helikopter angkut serbaguna S-70M Black Hawk dan kontrak pengadaan ekspor pesawat NC212i untuk DND Philippines.

"Hal ini tentunya menjadi suatu pencapaian, juga tantangan bagi PTDI. Merupakan langkah besar menuju kebangkitan dan kemajuan bisnis PTDI. Diharapkan seluruh program terkontrak tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan kemudian dapat membuka peluang yang lebih besar untuk perolehan kontrak baru lainnya di kemudian hari," tambah Gita.

Bukukan Kinerja Positif PTDI selama tiga tahun terakhir berturut-turut mencapai kinerja positif, di mana catatan Laba Bersih Audited Tahun Buku 2021 sebesar USD 1,8 Juta; Tahun Buku 2022 sebesar USD 2,3 Juta; dan Tahun Buku 2023 sebesar USD 1,6 Juta.

Gita berharap mendatang capaian Laba Bersih diproyeksikan dapat meningkat dengan memperoleh target kontrak baru pesawat terbang dari Rencana Kebutuhan (Renbut) Lima Tahunan Kemhan RI tahun 2025-2029 dan para pelanggan lainnya di luar Kemhan RI, baik dalam maupun luar negeri.

"Diharapkan PTDI terus dipercaya untuk memenuhi kebutuhan alutsista dari Renbut tersebut, sehingga profitabilitas Perusahaan kedepan juga dapat terus terjaga, tentunya hal ini berimplikasi positif bagi stakeholders, termasuk investor dan vendor," ucap Gita.

Perumusan Renbut tersebut tidak lain adalah salah satu bentuk dukungan Pemerintah kepada industri pertahanan yang kemudian juga dapat menciptakan sustainability bisnis jangka panjang.