Sukses

Fakta Keunikan Desa Sade, Jejak Kebudayaan Suku Sasak di Lombok Tengah

Rumah Suku Sasak menjadi simbol keberanian dan keuletan masyarakat Sasak dalam mempertahankan budaya mereka hingga sekarang.

Liputan6.com, Jakarta - Desa Sade merupakan sebuah permata tersembunyi di tengah keindahan Pulau Lombok. Desa Sade menjadi salah satu tujuan wisata yang tak boleh dilewatkan bagi para pencinta budaya.

Terletak di Kabupaten Lombok Tengah, desa ini merupakan rumah bagi Suku Sasak yang telah menjaga tradisi dan kearifan lokal mereka selama berabad-abad. Dengan rumah-rumah tradisional yang unik dan jalinan kehidupan masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai leluhur, Desa Sade adalah destinasi yang memukau dan mendidik.

Salah satu daya tarik utama Desa Sade adalah rumah tradisionalnya yang disebut Bale. Rumah tersebut dibangun dari bahan alami seperti bambu, kayu, dan anyaman ilalang.

Rumah Suku Sasak menjadi simbol keberanian dan keuletan masyarakat Sasak dalam mempertahankan budaya mereka. Tidak hanya sebagai tempat tinggal, rumah-rumah ini juga menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan bagi masyarakat Desa Sade.

Namun, keunikan Desa Sade tidak hanya terletak pada arsitektur rumahnya. Masyarakat yang ramah dan terbuka juga memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung.

Dalam setiap kunjungan, wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan penduduk setempat, belajar tentang cara hidup mereka, dan bahkan ikut serta dalam kegiatan tradisional seperti menenun kain tenun ikat, menanam padi, atau mengikuti upacara adat.

Kebudayaan Desa Sade juga tercermin dalam seni dan kerajinan tangan mereka. Tenunan tradisional Sasak yang indah dan motif-motif khas lokal menjadi bukti kecintaan mereka terhadap warisan nenek moyang.

2 dari 2 halaman

Warisan Budaya

Setiap pola dan warna memiliki makna mendalam, menceritakan tentang sejarah, keyakinan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sasak. Desa Sade memiliki tradisi unik yakni, yaitu tradisi kawin culik.

Pada saat akan menikah, pemuda menculik pujaan hatinya untuk menikah dan mengakhiri masa lajang. Tempat pertemuan laki-laki dan perempuan, sebelum perempuan diculik, adalah di depan pohon cinta Desa Sade.

Dengan segala kekayaan budaya dan keindahannya, Desa Sade adalah cerminan dari bagaimana kearifan lokal bisa bertahan dan berkembang di tengah arus modernisasi. Pengunjung dapat belajar banyak tentang pentingnya menjaga dan menghargai warisan budaya, serta betapa berharganya keragaman budaya dalam memperkaya manusia sebagai makhluk sosial.

Desa Sade bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga sekolah tanpa dinding yang mengajarkan kita tentang kehidupan, cinta, dan penghargaan terhadap warisan nenek moyang.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad