Sukses

Peningkatan Kegempaan di Gunung Gamalama, Warga Diimbau Menjauhi Kawah Utama

Aktivitas Gunung Gamalama berada pada Level II (Waspada), Badan Geologi mencatat adanya peningkatan Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang cukup siginifikan.

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi mengimbau agar wisatawan atau warga sekitar Gunung Gamalama tidak beraktivitas di dekat kawah utama. Rekomendasi tersebut dikeluarkan karena adanya peningkatan kegempaan gunung api yang berada di Maluku Utara itu.

"Masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak gunung," kata Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid, dalam keterangan tertulis, Bandung, Rabu, 17 April 2024.

Wafid menyampaikan, hingga 17 April 2024, pukul 20.30 WIT, aktivitas Gunung Gamalama berada pada Level II (Waspada). Badan Geologi mencatat adanya peningkatan Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang cukup siginifikan.

Berdasarkan rekaman kegempaan, kata Wafid, pada 17 April 2024 dari pukul 00.00-20.30 WIT, terekam 22 kali gempa dengan amplitudo 4 - 8 mm dan 82 kali Gempa Hembusan dengan amplitudo 3 – 5 mm.

"Peningkatan Gempa Vulkanik Dalam ini yang menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama akibat meningkatnya aktivitas magmatik," katanya. "Berdasarkan data pengamatan visual teramati hembusan asap kawah putih tebal dengan tinggi 100 meter," imbuh Wafid.

Secara umum aktivitas Gunung Gamalama dari 1 Januari hingga 17 April 2024 cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh Gempa Hembusan, Gempa Vulkanik Dalam, Gempa Tektonik Lokal, dan Gempa Tektonik Jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Halmahera.

"Potensi bahaya yang kemungkinan besar terjadi adalah Erupsi Freatik dengan ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1.5 km dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung dari arah dan kecepatan angin," jelas Wafid.

Gunung Gamalama diketahui merupakan gunungapi aktif yang tercatat sejarah letusannya sejak tahun 1538 dengan selang waktu erupsi antara 1-50 tahun.

Catatan Badan Geologi, erupsi terakhir terjadi pada tanggal 4 Oktober 2018, diawali dengan terekamnya 7 Gempa Vulkanik dalam 1 jam sebelum terjadi erupsi.

Tinggi kolom erupsi mencapai 250 meter dari puncak. Sedangkan terakhir terjadi peningkatan kegempaan signifikan pada tanggal 22 dan 23 Februari 2024 terekam 18 Gempa Vulkanik Dalam dengan hembusan asap kawah putih tebal dengan tinggi 400 meter dari puncak, tetapi tidak diikuti dengan terjadinya erupsi.