Sukses

Menko PMK Sebut Tol Bocimi Sesi 2 Diupayakan Bisa Kembali Dibuka saat Libur Nataru

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau perbaikan tol Bocimi sesi 2.

Liputan6.com, Sukabumi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau perbaikan jalan tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) sesi dua ruas Cigombong-Parungkuda, setelah dibuka fungsional untuk arus mudik dan balik lebaran. 

Muhadjir menyampaikan, pascalongsor yang terjadi pada Rabu (3/4/2024) lalu di KM 64 itu mulanya pihaknya meragukan jalan tol Bocimi sesi 2 bisa dibuka fungsional selama lebaran. Beruntung, dengan berbagai upaya yang dilakukan berbagai pihak, tol bisa dibuka pada jalur B hingga arus balik lebaran. 

Menurutnya, perbaikan area tol terdampak longsor itu membutuhkan waktu hingga tiga bulan, pihaknya mengupayakan bisa kembali difungsikan saat libur panjang Natal dan tahun baru mendatang.

“Sehingga kemarin kemacetan yang sangat serius di jalur arteri yang sangat kita khawatirkan bisa berkurang. Mudah-mudahan ini segera bisa selesai kira kira 3-4 bulan akan selesai dan mudah mudahan tahun baru libur nataru nanti sudah bisa dilewati secara normal,” ujar Muhadjir Effendy di tol Bocimi, pada Rabu (17/4/2024).

Ditanya soal manajemen risiko saat pembangun, Muhadjir meyakini pihak pengelola Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengerjakan tugasnya dengan cermat. Selain faktor resiko seperti kondisi cuaca. 

“Kemudian dari operator jalan tol itu sendiri biasanya sudah melakukan koordinasi jadi mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi dan tentu saja dari berbagai pihak terus mencermati kemungkinan yang terjadi lagi di beberapa titik yang saya tahu tahun ini hanya ini saja yang terjadi selama mudik,” ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Upaya Mengurangi Resiko

Sebelumnya, akibat longsor di tol Bocimi ruas Cigombong-Parungkuda itu mengakibatkan dua mobil minibus dan satu unit truk terperosok ke dalam longsoran, tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Menko PMK Muhadjir Effendy menuturkan, upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi resiko kejadian serupa yaitu dengan memperkuat jaminan asuransi.

“Memperkuat posisi asuransi terutama jasa Raharja sekarang ini sangat sigap begitu ada kecelakaan begitu ada korban itu langsung diproses untuk santunan,” ungkapnya.

Berdasarkan laporan dari Jasa Raharja pengeluaran santunan untuk korban selama mudik berkurang sampai 52 persen. Jadi, angka santunan yang dikeluarkan jasa Raharja dinilai turun secara signifikan karena angka kecelakaan yang juga sangat turun. 

“Karena kesigapan dari kementerian PUPR sehingga masih bisa digunakan walaupun satu jalur. Jadi ini salah satu contoh bagaimana kita mengurangi risiko, yang banyak kan risiko tidak langsung yang terjadi akibat kita tidak menyiapkan sarana prasarana yang memadai itu,” terangnya.